Tujuan Pagelaran Tari Topeng
Dahulu, digelar
di tempat terbuka seperti di halaman rumah, blandongan dannjuga bale dengan
formasi penonton membentuk setengah lingkaran. Namun seiring jaman yang
berkembang seperti saat ini, kini pertunjukan tari Topeng banyak digelar di
gedung pementasan dengan efek lampu yang memukau. Pertunjukan Tari Topeng
memiliki beberapa tujuan, berikut diantaranya.
1. Pertunjukan
Komunal
Pagelaran
komunal memiliki tujuan diselenggarakan untuk seluruh anggota masyarakat tanpa
terkecuali, dan semua masyarakat pun ikut berpartisipasi di dalam gelaran tari
ini. Acara tersebut pun digelar dengan cukup spektakuler, termasuk arak-arakan
dalang serta atraksi-atraksi menarik yang lain. Umumnya pagelaran tersebut
digelar lebih dari satu malam. Sebagai contoh pagelaran komunal ialah hajatan
desa, ngarot ksinom, dan juga ziarah kubur atau ngunjung.
2. Pertunjukan Individual
Seperti
tujuannya, pagelaran ini umumnya diadakan oleh individu tertentu. Seperti untuk
acara khitan, pernikahan, maupun acara haul atau ketika ada yang ingin
melaksanakan nazar. Karenanya, pagelaran ini biasanya dipertunjukan di halaman
rumah pemilik hajat.
3. Pertunjukan
Babarangan
Pertunjukan
babarangan ini digelar dengan berkeliling kampung, basanya hal ini merupakan
inisiatif dari sang dalang topeng tersebut. Umumnya pagelaran ini dilakukan
ketika ada desa yang sudah panen, atau memilih di lokasi yang lebih ramai.
Tari
Topeng dan Struktur Pagelarannya
Struktur dalam pagelaran tari Topeng sangat
tergantung pada kemampuan rombogan penari, fasilitas pendukung dan jenis topeng
serta lakon atau cerita yang hendak dibawakan.
Secara umum, pagelarannya memiliki dua struktur yang
berbeda, berikut diantaranya.
1.Topeng
Alit
Tarian ini mempunyai struktur yang cukup minimalis,
mulai dari segi sajian, dalang, peralatan pendukung nya. Kru pendukung dalam struktur
pagelaran Tari Topeng Alit umumnya berjumlah 5 sampai 7 orang dan semuanya
memiliki peran ganda. Artinya tak hanya seorang penari atau dalang Topeng yang
membawakan babak topeng, namun para wiyaganya (pengiring yang membawa gamelan)
pun juga ikut berperan untuk menambahkan
guyonan-guyonan ringan yang membuat pegelaran tari Topeng makin semarak.
2.Topeng
gede
Berbeda dengan Tari Topeng Alit, dalam Tari Topeng
Gede strukturnya lebih besar dan juga baku. Ini karena tarian Topeng Gede
menjadi penyempurna dari Topeng Ali.
Dalam struktur Tari Topeng Besar diiringi oleh musik
tetaluan yang lengkap sebagai pengiringnya. Memiliki lima babak tari yang
semuanya ditarikan secara berurutan mulai dari panji, samba, rumyang,
tumenggung hingga klana.
Tarian Topeng Gede juga terdapat lakonan dan jantuk
atau nasihat yang biasanya diberikan di akhir pagelaran, berbeda dengan Tari
Topeng Alit.
Jenis
dan Gaya Tarian
Seni tari ini, memiliki beberapa jenis tarian, salah
satunya yang cukup populer ialah tarian dengan lakon Kelana Kencana Wungu. kesenian
jenis ini merupakan salah satu rangkaian dari Tari Topeng gaya Parahyangan,
tariannya sendiri bercerita tentang Prabu Minakjingga yang mengejar-ngejar Ratu
Kencana Wungu karena tergila-tergila pada sang ratu. pada dasarnya setiap
topeng memiliki karkter masing-masing yang mengilustrasikan watak manusia.
Misalnya saja Kencana Wungu yang digambarkan denan
topeng berwarna warna biru, mengilustrasikan karakter wanita yang lincah namun
tetap anggun. lalu Minakjingga atau kerap juga disebut kelana, digambarkan
dengan topeng yang berwarna merah mengilustrasikan karakter seseorang yang
berangasan, tempramen dan kurang sabaran. Ini merupakan hasil karya Nugraha
Soeradiredja. Selain gaya Parahyangan, masih ada beberapa gaya tarian sejenis.
Berikut beberapa diantaranya.
Gaya
Beber
Tarian ini merupakan salah satu tarian yang lahir
dari desa Beber, Ligung, Majalengka – Jawa Barat, dan sudah lama ada bahkan
sejak abad 17. Mulanya tari tersebut masuk ke desa Beber karena dibawa oleh
seniman yang berasa dari Gegesik, Cirebon.
Tari Topeng gaya Beber ini terbagi menjadi beberapa
babak tarian berdasarkan interpretasi mengenai sifat manusia, yaitu.
Topeng Panji, menggambarkan karakter yang halus nan
lembut
Topeng Samba menggambarkan karakter jiwa yang tengah
tumbuh
Topeng Temenggung, mengambarkan karakter jiwa yang
telah dewasa
Topeng Jinggananom dan Temenggung, menggambarkan
pertarungan antara jiwa dengan karakter baik dan jahat.
Topeng Klana,
menggambarkan karakter jiwa yang penuh hawa nafsu serta emosi
Topeng Rumyang, menggambarkan karakter jiwa telah
melepaskan diri dari nafsu duniawi dan berubah menjadi manusia sempurna.
Gaya
Brebes
Diceritakan dalam Babad Tanah Losari jika Tari
Topeng gaya Brebes ini dikembangkan oleh Pangeran Angkawijaya, seorang pangeran
dari Kesultanan Cirebon yang sedang menepi ke wilayah Losari. dulunya seni ini
dinamakan gaya Losari, namun karena terpengaruh tradisi lokal akhirnya sekarang
lebih dikenal dengan Gaya Brebes.
Gaya
Celeng
Sekanjutnya ada gaya Celeng yang termasuk salah satu
gaya tarian dari tari Topeng yang awal penyebarannya berasal dari dusun Celeng,
Loh Bener, kabupaten Indramayu- Jawa Barat. Musik pengiring yang mengiringi
pagelaran dengan gaya Celeng ini, ternyata memiliki beberapa kesamaan dengan
alunan musik pengiring gaya Slangit dan Gegesik dan Slangit. Namun di beberapa
bagian seperti gaya tabuhannya menggunakan Kembang Sungsang yang memiliki
kekhasannya sendiri.
Gaya
Cipunegara
Gaya Cipunegara, seperti namanya tari topeng dengan
gaya ini banyak tersebar di kawasan kecamatan Pegaden sampai ke daerah bantaran
sungai Cipunegara yang berbatasan dengan kabupaten Indramayu. Perkembangan tari
topeng dengan gaya Cipunegara ini tak lepas dari peran masyarakat. Seni Tari
gaya ini juga dikenal dengan sebutan tari topeng Menor, karena para penarinya
memiliki suara dan paras yang cantik.selain itu tarian tersebut juga dikenal
Tari Topeng Jati, karena pusat perkembangannya berada di desa Jati,Cipunegara,
Subang.
Gaya
Gegesik
Tarian Gaya Gegesik yang tersebar di sekitar Gegesik
– Cirebon. Keunikan dari tari Topeng gaya Gegesik ini ialah karakteristik raut
topeng nya. Seperti topeng Panji misalnya, di gaya Gegesik ini topeng tersebut
digambarkan dengan wajah putih dengan karakteristik wajah yang tenang, bermata
sipit namun memiliki tatapan yang tajam, berhidung mancung dengan senyum
simpul. Namun pada perkembangan nya, seni tari gaya Gegesik ini pun turut
berubah karena banyaknya pengaruh dari masyarakat dan lingkungan sekitar.
Gaya
Losari
Tari Topeng ini tersebar di kawasan kecamatan
Losari, Cirebon serta di kecamatan Losari, Brebes. Karena letaknya yang
berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Tengah, membuat gaya Losari dipengaruhi
elemen budaya Jawa. Salah satu ciri khasnya, ada pada lantunan musik pengiring,
gerakan serta busana penarinya.
Gaya
Palimanan
Tarian ini dipopulerkan di wilayah kecamatan
Palimanan, Cirebon. Tarian ini diringi dengan iringan tabuhan gamelan atau
tetaluan dengan gaya yang khas, seperti Kembang Sungsang, Gaya-gaya, Malang
Totog, Bendrong, Gonjing dan Kembang Kipas.
Gaya
Pekandangan
Jenis tarian ini mengalami perkembangan yang pesat
di desa Pekandangan- kabupaten
Indramayu. Gaya Pekandangan ini sendiri merupakan satu dari banyak gaya tari
Topeng yang banyak berkembang di Indramayu..Pembagian babak dalam tarian
gaya Pekandang an sendiri merupakan gambaran dari hawa nafsu manusia yakni,
Panji, Samba (topeng putih), Samba (topeng merah), Patih dan Klana.
Sesungguhnya masih ada
banyak lagi gaya dan jenisnya. Seperti Gaya Tambi Gaya Sinar rancang, Gaya
Kreyo, Gaya Slangit, Gaya Rancengan dan banyak lagi.
Semuanya memiliki ciri
khasnya masing-masing. Hal ini menjadi salah satu cara melestarikan budaya kesenian
daerah yang patut diapresiasi.
0 comments:
Posting Komentar