Selasa, 31 Desember 2019

Properti yang digunakan saat menari

Properti yang digunakan saat menari





Sebelumnya saya sudah membuat artikel tentang bagaimana sih asal-usul dari tarian topeng cirebon, macam-macam topengnya, sekarang saya akan menjelaskan sedikir tentang apa saja sih properti yang digunakan saat ingin melakukan pementasan tari. Yuk dibaca sampai habis ya!
Properti Tari Topeng adalah alat dan hiasan yang digunakan penari topeng saat naik pentas. Properti ini menghiasi seluruh tubuh penari, mulai dari kepala hingga kaki.
Properti Tari Topeng yang utama adalah topeng. Tiap tari topeng memiliki pakem ekspresi wajah topeng tersendiri. Ada yang menggambarkan sosok jenaka hingga menggambarkan ekspresi sosok kesatria.
Tari Topeng sendiri merupakan tarian tradisional yang memakai topeng sebagai properti utamanya. Hampir setiap daerah memiliki tari topengnya masing masing. Seperti tari topeng dayak dari suku dayak Modang di wilayah kalimantan, Tari topeng reog dan tari topeng cirebon.
Berikut adalah 16 aksesoris yang biasa digunakan saat pementasan tari topeng :
1. Topeng
Jelas saja topeng merupakan properti utama dalam tari topeng. Topeng yang digunakan dalam tarian ini beraneka ragam dan variasi sesuai dengan daerah asal tari topeng tersebut. Ada dua cara untuk menempelkan topeng ke wajah penari, yang pertama adalah dengan mengigit semacam kayu yang ada di dalam topeng menggunakan mulut dan yang kedua menggunakan tali karet yang melingkari kepala belakang penari. Model yang kedua ini merupakan jenis yang umum digunakan oleh penari topeng. Bahan topeng yang digunakan juga bervariasi mulai dari kayu hingga plastik, namun biasanya dalam tarian tradisional topeng berbahan kayu yang paling sering digunakan. Tapi topeng yang digunakan sesuai kebutuhan pementasan ya teman-teman..
2. Anting
Ini adalah bagian kecil dari aksesoris yang digunakan penari saat tampil di panghung. Namun anting ini biasa dipakai namun tidak juga tidak apa-apa. Anting memiliki banyak model sesuai kebutuhan.
3. Gelang kaki
Biasanya gelang kaki dibuat dari logam atau benang yang dihiasi oleh bandul warna-warni.
4. Sumping
Sumping merupakan aksesoris yang dipakai pada bagian atas telinga, baik yang kiri maupun yang kanan. Sumping biasnya memiliki warna keemasan. Sumping ini juga sering digunakan oleh pemain wayang wong.
5. Baju lengan pendek
Baju ini mempunyai warna mencolok dengan berbagai macam hiasan. Salah satu alasan kenapa penari topeng menggunakan baju lengan pendek adalah karena dalam tari topeng, gerakan utama tarian ini ada pada tangan, sehingga dicarilah properti tari yang dapat memudahkan gerak tangan sang penari.
6. Mongkron
Mongkron merupakan penutup pada bagian dada penari. Mongkron biasanya dipenuhi dengan berbagai macam hiasan bordir. Ragam motif dan corak yang menghiasi mongkron bergantung pada budaya lokal setempat. Seperti kita tahu bahwa setiap daerah memiliki ragam corak yang berbeda satu dengan lainnya.
7. Sampur
Sampur merupakan kain dengan ukuran panjang yang dipakai di bagian leher penari. Penari tari topeng juga menggunakan sampur untuk menambah kesan gemulai saat melakukan gerak tari. Cara menggunakan sampur adalah dengan menjepit ujung sampur menggunakan jari telunjuk dan jari tengah sehingga kain sampur dapat ikut bergerak saat penari menggerakkan jarinya.
8. Celana sepertiga
Celana sepertiga merupakan celana panjang yang panjangnya dibawah lutut, namun diatas mata kaki. Celana jenis ini dipilih sebagai properti tarian karena memudahkan gerak kaki penari.
9. Ikat pinggang
Ikat pinggang yang digunakan biasanya memiliki bentuk dan warna yang beragam, Penggunaan ikat pinggang ini selain bertujuan untuk menahan agar pakaian yang dikenakan tidak melorot saat penari menari juga sebagai hiasan.


10. Gelang tangan
Gelang tangan pada penari topeng tidak hanya terbuat dari logam, namun juga bisa terbuat dari kertas warna keemasan sebagai pengganti emas Asli. Penggunaan kertas untuk mengganti logam emas ini biasanya dilakukan untuk menekan biaya pengeluaran.
11. Selendang
Salah satu tari topeng yang menggunakan selendang adalah tari topeng cirebonan. Selendang yang digunakan umumnya ada yang polos ada juga yang memiliki motif batik lokal sesuai darimana tari topeng tersebut berasal.
12. Keris
Tidak semua tari topeng menggunakan keris, namun sebagian ada yang menggunakan keris sebagai propertinya. Misalnya dalam tari kesatriya dari cirebon, pada bagian belakang penari terselip sebuah keris. Keris ini perlambang status kebangsawanan dan kesatria.
13. Mahkota kembang
Mahkota kermbang merupakan nama aksesoris mahkota warna warni yang ada di atas kepala penari tari topeng betawi. Tidak semua penari topeng menggunakan mahkota kembang, hanya tarian topeng betawi saja yang menggunakan properti ini.
14. Stagen
Stagen adalah kain yang digunakan untuk melilit pinggang dan memiliki fungsi seperti ikat pinggang. Stagen biasanya dibuat dari kain tanpa motif dan dipakai sesuai kebutuhan penari jika dirasa penggunaan ikat pinggang menggangu gerak penari.
15. Ronce bunga
Ronce bunga atau untaian bunga yang disusun menjadi anting panjang ini biasanya digunakan dalam pementasan tari topeng cirebon. Bunga yang digunakan biasanya bunga melati atau diganti dengan bandul warna merah atau kuning.

16. Aksesoris tambahan
Aksesoris tambahan dalam properti tari topeng diantaranya adalah sarung, kupluk, kentongan dan peralatan lainnya. Properti ini digunakan dalam pementasan tari topeng betawi, dimana biasanya bercampur dengan banyolan bodor atau lawak. Para tokoh yang terlibat dalam lawak biasanya menggunakan properti tambahan yang mewakili karakternya seperti sarung, peci, senter dan peralatan lainnya.
Demikian ulasan tentang apa saja sih properti/aksesoris yang digunakan saat ingin tampil pada saat pementasan tari. Terimakasih ya yang sudah membaca!



Senin, 30 Desember 2019

9 TARIAN TRADISIONAL DARI JAWA BARAT YANG HARUS DIPERTAHANKAN



Jawa Barat, salah satu provinsi yang kaya akan tempat wisata ini ternyata memiliki beberapa kebudayaan yang masih dijaga. Dibantu dengan adanya kampus ISBI Bandung dan beberapa kampus seni lainnya yang menyediakan sarana untuk mahasiswa berkreasi dengan kesenian tradisional.
Hal ini terlihat dengan sering diadakannya pagelaran alat musik tradisional atau pun tari tradisional, walau beberapa tarian tradisional kerap kali hanya dipentaskan untuk hiburan saja, namun hal ini cukup memberi kesadaran pada masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia yang kerap kali dicuri oleh negeri orang.
1. Tari Topeng

Tari Topeng atau tari topeng Cirebon, dari namanya saja sudah bisa diperkirakan bahwa tarian ini berasal dari Cirebon. Tarian ini diambil dari cerita rakyat tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai kota Cirebon, hingga suatu saat diserang oleh Pangeran Welang. Pada saat itu Sunan Gunung Jati tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang dan terancam kalah. dari kisah itu terlahirlah tari topeng, yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang. penari topeng biasanya disebut dalang. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan terkadang solo atau bahkan lebih dari 2 orang. dengan berkembangnya tarian ini, warna topeng pun menjadi bervariasi, bahkan menurut Kompasiana.com bentuk topeng terbagi menjadi 13 jenis, setiap warna memiliki makna khusus, dan dalam satu warna terbagi beberapa bentuk topeng dengan karakteristik yang berbeda-beda. akhir-akhir ini warna yang sering digunakan adalah putih dan merah. Bentuk topeng pun dipilih tergantung background temanya. pakaian yang digunakan untuk tari topeng adalah kain batik Cirebon bergaya Losari. Musik pengiring menggunakan tetaluan, barlen, ombak banyu, rumyang, pamindo, bendrong, dan gonjing pangebat. Mungkin diartikel selanjutkan saya akan bahas tentang alat musik tradisional dari Cirebon.
2. Tari Merak

Tari merak berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi dari burung merak, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota. tidak banyak sejarah dari tari merak, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak. Walau begitu tarian ini mengutamakan keindahan dan kecantikan. Tidak heran bila semua orang yang melihat terkagum-kagum dengan tarian ini. untuk membedakan tarian ini sangat gampang, ciri khasnya seorang penari  menggunakan mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun coraknya seperti burung merak. Di zaman yang sudah canggih ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga 2-4 juta. jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiringnya adalah gamelan. bagusnya, tarian ini termasuk tarian yang sangat terkenal di luar negeri, kita patut membudidayakan kesenian tanah air kita salah satunya tarian tradisional masing-masing daerah.
3. Tari Wayang

Setelah ada kesenian wayang golek, ternyata ada tariannya juga yang disebut Tari Wayang karena latar belakang tarian ini seperti cerita wayang. Biasanya karakter penari diambil dari salah satu karakter wayang golek, dengan gerakan tariannya mengikuti alur cerita. gerakan tarian terkadang seperti sedang berkelahi atau perang, tergantung temanya. Jumlah penari pun dibebaskan, uniknya tarian ini lebih banyak ditarikan oleh laki-laki. sekarang tari wayang pun telah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Massal. Pakaiannya pun disesuaikan dengan karakakter wayangnya sendiri, biasanya laki-laki menjadi Arjuna atau Abimanyu. Dan wanita menjadi Subadra atau Arimbi. Musik pengiring tari wayang adalah gamelan asal Jawa Barat.
4. Tari Ketuk Tilu

Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu kalau diartikan ke bahasa Indonesia artinya tiga. Menurut sejarahnya ada kemungkinan nama ketuk tilu diambil karena iringan musik untuk tari ini mengeluarkan 3 suara. dahulunya, tarian ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan zaman, tarian ini bersifat hanya hiburan saja. biasanya penarinya berpasangan namun terkadang juga solo dancer, dalam gerakan tari Jaipoing selalu menggunakan gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak. kostum yang digunakan untuk pria adalah baju kampret, celana pengsi dengan atribut golok. Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dan sinjang dilengkapi selendang dan beberapa atribut seperti gelung, sabuk, dan kalung. Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.
5. Tari Jaipong

Siapa yang tidak kenal dengan tari Jaipong? Semua orang sudah tau Jaipong berasal dari Sunda, diciptakan oleh Gugum Gumbira. Tarian ini sangat dilestarikan oleh orang-orang yang mencintai budayanya, sampai-sampai dibuka komunitas penari Jaipong. tidak heran, tarian ini menjadi salah satu tarian khas Jawa Barat dan dipentaskan bila ada acara-acara pemerintahan, dan ketika acara pernikahan.
Dulu gerakan tarian ini membuat kontroversi karena mengedepankan gerakan erotis dan keindahan dalam berlenggak lenggok. Terlebih saat tahun 1980, tari Jaipong sempat disiarkan disalah satu chanel TV dan membuat tarian tersebut dikenal masyarakat luas.
Bagusnya, Tari Jaipong telah diakui oleh berbagai negara, negara  Indonesia pun pasti bangga. Saya berharap para seniman generasi penerus dapat mempertahankan kesenian tradisional dan menggali seni lebih dalam lagi. Kalau difikir-fikir, bila saja tarian ini dikombinasikan dengan gerakan modern, maka akan lebih bagus hasilnya. Tetap ada unsur tradisional, namun mengikuti perkembangan zaman. Bisa kita ambil contoh penari tradisional modern Sandrina.
6. Tari Keurseus

Tari Keurseus berasal dari tanah Sunda, kata ‘keurseus’ itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yang artinya kursus. Tarian ini dari seniman asal Cirebon. Awalnya tarian ini ditarikan oleh 2 orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan tarian ini disenangi oleh masyarakat, maka banyak orang yang ingin belajar tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari Keurseus adalah pria
Tari Keurseus pun dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan tarian keurseus hampir mirip dengan gerakan tari Tayuban. Tapi dalam 3 jenis itu, masing-masing jenis memiliki karakteristik masing-masing.
Pakaian yang digunakan adalah pakaian menak atau pakaian tradisional seperti baju takwa, dilengkapi sinjang bermotif batik. Biasanya dilengkapi dengan tutup kepala seperti bendo citak, dengan membawa keris sebagai aksesoris dipinggang. seiring dengan zaman tari ini terus dikembangkan sehingga mengandung beberapa karakter yang berbeda.

7. Tari Buyung

Tari Buyung berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri mengandung artian jenis tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk mengambil air. Tarian ini tercipta oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan saat upacara seren tahun. uniknya selama menari, para penari akan menopang tanah liat berbentuk mirip kendi, biasanya orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut ditaruh diatas kepala namun tidak boleh jatuh. konon katanya tiap gerakan tari buyung ada maknanya, karena para penari akan melewati sesi dimana mereka menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala. Makna yang tersirat dari gerakan ini adalah seperti semboyan yang sering kita dengar yang berbunyi ‘dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung’Tari buyung biasanya ditarikan oleh para wanita, biasanya oleh 12 orang. Kostum yang digunakan biasanya kebaya dilengkapi dengan selendang.

8. Tari Ronggeng Bugis

Tari Ronggeng Bugis berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng disini artinya penari laki-laki yang berpakaian wanita, dan ‘bugis’ adalah salah satu ras di daerah Sulawesi Selatan. Tarian tersebut bertemakan komedi dan ditarikan oleh 12 hingga 20 orang laki-laki. dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up tebal, bukan untuk terlihat cantik, namun untuk memberi kesan lucu. Bisa dilihat sendiri di gambar kalau make up yang digunakan seperti topeng. sejarah singkat tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menyuruh temannya dari ras Bugis memata-matai musuhnya. Musik yang digunakan untuk melatar belakangi tarian ini antara lain gong kecil, kecrek, dan kelenang.
9. Tari Sampiung

Tari Sampiung adalah tarian yang berasal dari Jawa Barat, zaman dulu biasanya tarian ini dipentaskan ketika menyambut Seren taun, ngaruat, pesta panen dan rebo wekasan, bahkan terkadang acara kepemerintahan RI. sampiung dan samping sangat mirip ya? Namun jangan salah tanggap, tari sampiung bukanlah tari samping. Nama sampiung diambil dari sebuah judul lagu zaman dulu. Tarian ini pun memiliki beberapa sebutan seperti Tari Ngekngek dan Tari Jentreng. Jumlah penarinya tidak disyaratkan, kostum yang digunakan pun kostum sederhana yaitu kebaya, sinjang dan selendang, rambut dikondekan. yang terdapat pada gambar sebenarnya bukan tari sampiung, minim sekali wancana yang saya dapat untuk mendapatkan photo tari sampiung. Namun kostumnya tidak jauh dengan yang ada digambar. Musik pengiringnya adalah Jentreng, rebab, atau kecapi.



TUJUAN,JENIS DAN GAYA DALAM TARI TOPENG




Tujuan Pagelaran Tari Topeng
Dahulu, digelar di tempat terbuka seperti di halaman rumah, blandongan dannjuga bale dengan formasi penonton membentuk setengah lingkaran. Namun seiring jaman yang berkembang seperti saat ini, kini pertunjukan tari Topeng banyak digelar di gedung pementasan dengan efek lampu yang memukau. Pertunjukan Tari Topeng memiliki beberapa tujuan, berikut diantaranya.
1. Pertunjukan Komunal
Pagelaran komunal memiliki tujuan diselenggarakan untuk seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali, dan semua masyarakat pun ikut berpartisipasi di dalam gelaran tari ini. Acara tersebut pun digelar dengan cukup spektakuler, termasuk arak-arakan dalang serta atraksi-atraksi menarik yang lain. Umumnya pagelaran tersebut digelar lebih dari satu malam. Sebagai contoh pagelaran komunal ialah hajatan desa, ngarot ksinom, dan juga ziarah kubur atau ngunjung.
 2. Pertunjukan Individual
Seperti tujuannya, pagelaran ini umumnya diadakan oleh individu tertentu. Seperti untuk acara khitan, pernikahan, maupun acara haul atau ketika ada yang ingin melaksanakan nazar. Karenanya, pagelaran ini biasanya dipertunjukan di halaman rumah pemilik hajat.
3. Pertunjukan Babarangan
Pertunjukan babarangan ini digelar dengan berkeliling kampung, basanya hal ini merupakan inisiatif dari sang dalang topeng tersebut. Umumnya pagelaran ini dilakukan ketika ada desa yang sudah panen, atau memilih di lokasi yang lebih ramai.
Tari Topeng dan Struktur Pagelarannya
Struktur dalam pagelaran tari Topeng sangat tergantung pada kemampuan rombogan penari, fasilitas pendukung dan jenis topeng serta lakon atau cerita yang hendak dibawakan.
Secara umum, pagelarannya memiliki dua struktur yang berbeda, berikut diantaranya.
1.Topeng Alit
Tarian ini mempunyai struktur yang cukup minimalis, mulai dari segi sajian, dalang, peralatan pendukung nya. Kru pendukung dalam struktur pagelaran Tari Topeng Alit umumnya berjumlah 5 sampai 7 orang dan semuanya memiliki peran ganda. Artinya tak hanya seorang penari atau dalang Topeng yang membawakan babak topeng, namun para wiyaganya (pengiring yang membawa gamelan) pun juga ikut berperan untuk menambahkan  guyonan-guyonan ringan yang membuat pegelaran tari Topeng makin semarak.
2.Topeng gede
Berbeda dengan Tari Topeng Alit, dalam Tari Topeng Gede strukturnya lebih besar dan juga baku. Ini karena tarian Topeng Gede menjadi penyempurna dari Topeng Ali.
Dalam struktur Tari Topeng Besar diiringi oleh musik tetaluan yang lengkap sebagai pengiringnya. Memiliki lima babak tari yang semuanya ditarikan secara berurutan mulai dari panji, samba, rumyang, tumenggung hingga klana.
Tarian Topeng Gede juga terdapat lakonan dan jantuk atau nasihat yang biasanya diberikan di akhir pagelaran, berbeda dengan Tari Topeng Alit.
Jenis dan Gaya Tarian
Seni tari ini, memiliki beberapa jenis tarian, salah satunya yang cukup populer ialah tarian dengan lakon Kelana Kencana Wungu. kesenian jenis ini merupakan salah satu rangkaian dari Tari Topeng gaya Parahyangan, tariannya sendiri bercerita tentang Prabu Minakjingga yang mengejar-ngejar Ratu Kencana Wungu karena tergila-tergila pada sang ratu. pada dasarnya setiap topeng memiliki karkter masing-masing yang mengilustrasikan watak manusia.
Misalnya saja Kencana Wungu yang digambarkan denan topeng berwarna warna biru, mengilustrasikan karakter wanita yang lincah namun tetap anggun. lalu Minakjingga atau kerap juga disebut kelana, digambarkan dengan topeng yang berwarna merah mengilustrasikan karakter seseorang yang berangasan, tempramen dan kurang sabaran. Ini merupakan hasil karya Nugraha Soeradiredja. Selain gaya Parahyangan, masih ada beberapa gaya tarian sejenis. Berikut beberapa diantaranya.
Gaya Beber
Tarian ini merupakan salah satu tarian yang lahir dari desa Beber, Ligung, Majalengka – Jawa Barat, dan sudah lama ada bahkan sejak abad 17. Mulanya tari tersebut masuk ke desa Beber karena dibawa oleh seniman yang berasa dari Gegesik, Cirebon.
Tari Topeng gaya Beber ini terbagi menjadi beberapa babak tarian berdasarkan interpretasi mengenai sifat manusia, yaitu.
Topeng Panji, menggambarkan karakter yang halus nan lembut
Topeng Samba menggambarkan karakter jiwa yang tengah tumbuh
Topeng Temenggung, mengambarkan karakter jiwa yang telah dewasa
Topeng Jinggananom dan Temenggung, menggambarkan pertarungan antara jiwa dengan karakter baik dan jahat.
Topeng Klana,  menggambarkan karakter jiwa yang penuh hawa nafsu serta emosi
Topeng Rumyang, menggambarkan karakter jiwa telah melepaskan diri dari nafsu duniawi dan berubah menjadi manusia sempurna.
Gaya Brebes
Diceritakan dalam Babad Tanah Losari jika Tari Topeng gaya Brebes ini dikembangkan oleh Pangeran Angkawijaya, seorang pangeran dari Kesultanan Cirebon yang sedang menepi ke wilayah Losari. dulunya seni ini dinamakan gaya Losari, namun karena terpengaruh tradisi lokal akhirnya sekarang lebih dikenal dengan Gaya Brebes.
Gaya Celeng
Sekanjutnya ada gaya Celeng yang termasuk salah satu gaya tarian dari tari Topeng yang awal penyebarannya berasal dari dusun Celeng, Loh Bener, kabupaten Indramayu- Jawa Barat. Musik pengiring yang mengiringi pagelaran dengan gaya Celeng ini, ternyata memiliki beberapa kesamaan dengan alunan musik pengiring gaya Slangit dan Gegesik dan Slangit. Namun di beberapa bagian seperti gaya tabuhannya menggunakan Kembang Sungsang yang memiliki kekhasannya sendiri.
Gaya Cipunegara
Gaya Cipunegara, seperti namanya tari topeng dengan gaya ini banyak tersebar di kawasan kecamatan Pegaden sampai ke daerah bantaran sungai Cipunegara yang berbatasan dengan kabupaten Indramayu. Perkembangan tari topeng dengan gaya Cipunegara ini tak lepas dari peran masyarakat. Seni Tari gaya ini juga dikenal dengan sebutan tari topeng Menor, karena para penarinya memiliki suara dan paras yang cantik.selain itu tarian tersebut juga dikenal Tari Topeng Jati, karena pusat perkembangannya berada di desa Jati,Cipunegara, Subang.
Gaya Gegesik
Tarian Gaya Gegesik yang tersebar di sekitar Gegesik – Cirebon. Keunikan dari tari Topeng gaya Gegesik ini ialah karakteristik raut topeng nya. Seperti topeng Panji misalnya, di gaya Gegesik ini topeng tersebut digambarkan dengan wajah putih dengan karakteristik wajah yang tenang, bermata sipit namun memiliki tatapan yang tajam, berhidung mancung dengan senyum simpul. Namun pada perkembangan nya, seni tari gaya Gegesik ini pun turut berubah karena banyaknya pengaruh dari masyarakat dan lingkungan sekitar.
Gaya Losari
Tari Topeng ini tersebar di kawasan kecamatan Losari, Cirebon serta di kecamatan Losari, Brebes. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Tengah, membuat gaya Losari dipengaruhi elemen budaya Jawa. Salah satu ciri khasnya, ada pada lantunan musik pengiring, gerakan serta busana penarinya.
Gaya Palimanan
Tarian ini dipopulerkan di wilayah kecamatan Palimanan, Cirebon. Tarian ini diringi dengan iringan tabuhan gamelan atau tetaluan dengan gaya yang khas, seperti Kembang Sungsang, Gaya-gaya, Malang Totog, Bendrong, Gonjing dan Kembang Kipas.
Gaya Pekandangan
Jenis tarian ini mengalami perkembangan yang pesat di desa Pekandangan-  kabupaten Indramayu. Gaya Pekandangan ini sendiri merupakan satu dari banyak gaya tari Topeng yang banyak berkembang di Indramayu..Pembagian babak dalam tarian gaya Pekandang an sendiri merupakan gambaran dari hawa nafsu manusia yakni, Panji, Samba (topeng putih), Samba (topeng merah), Patih dan Klana.
Sesungguhnya masih ada banyak lagi gaya dan jenisnya. Seperti Gaya Tambi Gaya Sinar rancang, Gaya Kreyo, Gaya Slangit, Gaya Rancengan dan banyak lagi.
Semuanya memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal ini menjadi salah satu cara melestarikan budaya kesenian daerah yang patut diapresiasi.

SIMBOL,ESTETIS DALAM TARI TOPENG



Simbol Dalam Seni Tari

Sebelum berangkat pada pemahaman simbol dalam gerak tari. Menurut kalian apakah yang dimaksud dengan simbol? apakah simbol hanya berupa benda, seperti pedang? Coba kalian sebutkan apa saja yang dapat dijadikan sebagai simbol?
Gerak dalam tari mengandung tenaga atau energi yang dikeluarkan dan mencakup ruang dan waktu. Gerak adalah aktivitas yang dilakukan manusia didalam kehidupan. Artinya adalah manusia dalam mengungkapan segala perasaan marah, kecewa, takut, senang, akan nampak pada perubahan - perubahan yang di timbulkan melalui gerak an anggota tubuh. Gerak berasal dari pengolahan hasil dari perubahan dan akan melahir kan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi yang dirangkai menjadi sebuah tarian.
Tari adalah ekspresi jiwa, oleh sebab itu di dalam tari mengandung maksud-maksud tertentu. Dari maksud yang jelas dan dapat di rasakan oleh manusia. Maksud atau simbol gerak yang dapat di mengerti atau abstrak yang sukar untuk dapat di mengerti tetapi masih tetap dapat di rasakan keindahan nya.
Nilai Estetis Dalam Gerak Tari
Estetis sering dikatakan estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan dari keindahan akan muncul suatu nilai seni. Nilai estetis pada gerak tari merupakan kemampuan dari gerak tersebut untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam melakukan gerak harus dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian pasti memiliki nilai estetis tersendiri yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat.
Hal yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif. Benda itu sangat estetis karena adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu karena adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada karena proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati. Berikut adalah teori-teori menyangkut estetika dalam seni tari.
Teori subyektif, dimana ciri yang menciptakan keindahan pada suatu benda sesungguhnya tidak ada,  yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati.
Teori obyektif, yang berpendapat bahwa ciri atau sesuatu yang menciptakan keindahan merupakan sifat yang telah ada pada benda yang bersangkutan.
Teori campuran, yaitu campuran antara subjektivisme dan objektivisme.
Teori perimbangan keindahan, yaitu suatu benda tercipta dari ukuran, jumlah, dan susunan yang mempunyai perimbangan tertentu.
Teori proporsi, yaitu dengan melihat keindahan tercipta dari tidak adanya keteraturan yang tersusun dari daya hidup, penggambaran, kelimpahan, dan pengungkapan perasaan.
Masing-masing gerak setiap daerah memiliki keunikannya tersendiri yang tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri. Genre dalam suatu daerah juga memiliki pengaruh besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari. Jenis tari berdasarkan penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.
Sebagai contoh adalah pada tari saman, nilai estetis pada tari saman adalah pada harmonisasi gerakannya. Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.
Tari Saman dari Aceh
Masing-masing gerak setiap daerah mempunyai keunikan nya tersendiri yang tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri. Genre dalam suatu daerah juga mempunyai pengaruh besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari. Jenis tari berdasar kan penyajian nya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga yaitu ada tari primitif, tari rakyat dan tari klasik. Dan ada bebrapa ciri khas dalam tari topeng tersendiri sesuai dengan daerah nya msing msing. Yaitu pada tari Bali mempunyai ciri khas pada mata nya yang melotot ( dalam istilah Bali nya adalah Nuding) sedang kan pada tari Jawa gerak mata mengarah kebawah. Begitu pula pada tari saman dari Aceh yang mempunyai ciri khas kecepatan dalam menggerak kan tangan sedang kan pada tari pakarena dari Sulawesi gerak tangan nya sangat lembut dan mengalir.
Tari Gambyong dari Jawa tengah Tari Gitek dari Betawi Setelah mempelajari nilai estetis pada gerak tari, jelaskan nilai estetika gerak pada tari primitif, tari rakyat dan tari klasik
 Praktik Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan
Melakukan gerak tari dengan menggunakan hitungan akan lebih mengetahui bagaimana teknik dan proses dalam melakukannya. Dalam prosesnya melaksanakan gerak tari dapat dilakukan dengan perorangan, berpasangan atau berkelompok
Gerakan badan pada tari, diantaranya sebagai berikut. Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri. Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah pandangan. Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. Entrag, yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.
Gerak kepala dalam tari jawa yaitu pacak gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan gelengan kepala tengok kanan dan kiri Gerakan kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki. Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki. Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet, yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri diam. Gerakan tangan Malangkerik, yaitu gerakan posisi tangan berkacak pinggang. Menthang, yaitu gerakan meluruskan tangan ke samping. Nggrodha, yaitu gerakan siku di tekuk. Panggel, yaitu mengadu pangkal pergelangan tangan
Refleksi
Ragam gerak dasar yang berbeda antara tarian satu dengan yang lainnya akan menjadi ciri khas tersendiri, menghargai perbedaan itu dan mensyukurinya bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan suku dan bangsa yang berbeda-beda.
Keanekaragaman ragam gerak dasar tari adalah rahmat Tuhan dan adalah kenyataan maka perlu dihargai dan disyukuri keberadaannya. Tuhan menciptakan manusia dari berbagai macam suku dan bangsa. Gerak berawal dari gerak-gerak tari primitif, gerak klasik dan gerak rakyat. Dari perbedaan gerak tari itu maka terlahir tarian yang mempunyai ciri khas gerak tertentu.
Tari telah menjadi bagian dari kehidupan seorang seniman tari. Dengan menari seorang penari dapat mengekspresikan jiwanya melalui gerak tari yang mempunyai nilai estetika tinggi. Gerak dasar tari yang mempunyai simbol atau makna dalam tarian itu akan mempunyai nilai estetis tersendiri. Melaluui gerak seorang penari dapat berkomunikasi dengan penikmatnya, dan sebab gerak seseorang dapat berekpresi dengan terus mengembangkan gerak itu menjadi lebih gerak yang baru.










ALAT MUSIK PENGIRING TARI TOPENG DAN FUNGSINYA




Tari dan musik adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam konteks seni pertunjukan tari, keberadaan unsur musik memiliki peran penting dalam memberikan warna dan karakter penyajian gerak yang ingin disampaikan. Selain itu, peran musik dalam tari mampu memberikan penekanan nilai estetika terhadap makna gerak dan keindahan gerak yang dibawakan dalam sebuah penyajian tari. Dalam penyajian tari tradisional, unsur musik begitu dominan dan kuat sehingga mampu membuat tari yang dibawakan memiliki karakter penyajian yang di sesuaikan dengan tema dan tujuan dari penyajian tari tersebut. 

1. REBAB 
REBAB adalah jenis alat musik senar yang di namakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang di petik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab). 

Ukuran rebab biasa nya kecil, badan nya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busur nya biasanya lebih melengkung daripada biola. 

Rebab, meskipun di hargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang sangat terbatas (sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap di ganti di banyak dunia Arab oleh biola dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen Irak, Joza, yang memiliki empat senar. 

2. GAMELAN 
Gamelan adalah ensembel musik yang biasa nya menonjol kan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang di wujudkan dan di bunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul atau menabuh, di ikuti akhiran an yang menjadikan nya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih di anggap sinonim dengan gamelan. 

3. GENDER 
Gender adalah alat musik pukul logam (metalofon) yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam (kuningan) bernada yang di gantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan di ketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Nada nya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan pelog pathet barang. 

4. KECAPI SULING 
Kecapi suling adalah sejenis musik instrumental yang bergantung pada improvisasi dan populer di provinsi Jawa Barat yang menggunakan dua alat musik, kecapi dan suling 

5. GONG 
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. 

Fungsi Musik dalam Tari 
Musik dalam tari memiliki peran penting dalam memperkuat keutuhan penyajian tari. Kedudukannya tidak hanya mampu sebagai pengiring tarian saja, melainkan mampu pula berperan sebagai penguat suasana dan penekanan terhadap penyampaian dari makna gerak yang dipresentasikan. Keberadaan musik dalam tari merupakan hal yang sangat penting. Peranan atau kedudukan musik dalam tari bukan sebagai pengiring, melainkan sebagai musik tari. Musik memiliki kedudukan penting dalam tari, Beberapa fungsi musik dalam tari antara lain sebagai berikut. 

1. Memberi irama (membantu mengatur waktu). Sebuah tarian terdiri dari gerak-gerak yang berirama, mengatur atau menentukan irama, sangat sulit menari tanpa musik. Dimana irama dalam tari yaitu pengatur waktu (tempo) cepat dan lambatnya dari suatu rangkaian gerak, dan perlu saling mengisi dan saling mengiringi. 
2. Memberi ilustrasi atau gambaran suasana. Dalam tari, suasana atau ilustrasi sangat erat hubungannya dengan watak penari, terutama pada tari tradisional yang sangat memerlukan berbagai suasana. Adapun watak dalam suasana tari antara lain watak luguh/ halus, watak lenyap/ ganjen, dan gagah. 
3. Membantu mempertegas ekspresi gerak. Dalam tarian sudah barang tentu mempunyai tekanan-tekanan gerak yang diatur oleh tenaga. Mempertegas ekspresi gerak akan lebih sempurana di iringi atau di pertegas oleh hentakan instrumen musik sebagai pengiring tari. 
4. Rangsangn bagi penari. Elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme, Maka elemen dasar dari musik adalah nada Ritme dan Melodi. Dimana ada tari disitu pasti ada musik, musik dalam tari bukan hanya sekedar pengiring, tetapi musik adalah partner tari yang tidak boleh ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu irama yang selaras sehingga dapat membantu mengatur ritme atau hitungan dan dapat juga memberikan gambaran dalam ekspresi suatu gerak. 

Dilihat dari penampilan, jenis, dan cara penyusunannya musik tari sangat beragam dan bervariasi. Terdapat musik tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat musik tradisional, seperti gamelan. Selain itu, terdapat pula musik tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat nongamelan, perkusi, dan berbagai benda lainnya yang dapat menimbulkan bunyi tertentu atau bunyi yang dikehendaki. 

Alat Musik Pengiring Tari Topeng 

Tidak hanya satu jenis alat musik saja yang mengiringi tarian ini. Perpaduan antara beberapa alat musik, membuat tarian ini menjadi unik dan penonton mudah terbawa dalam suasana pentas. Ada beberapa alat musik untuk mengiringi pementasan tarian ini, antara lain: 

• Satu Pangkon Saron. 

• Satu Pangkon Bonang. 

• Tiga Buah Gong yaitu Kiwul, Sabet, Telon. 

• Satu Pangkon Titil. 

• Satu Pangkon Kenong. 

• Seperangkat Alat Kecrek. 

• Satu Pangkon Jengglong. 

• Satu Pangkon Ketuk. 

• Dua Buah Kemanak. 

• Satu Pangkon Klenang. 

• Seperangkat Kendang Yang Terdiri Dari Ketiping, Kepyang, dan Gendung. 

Lagu-Lagu Pengiring Tari Topeng 

Pada saat pementasan, tarian ini tidak hanya diiringi musik saja, melainkan juga diiringi oleh lagu lagu. Hal ini akan menambah keunikan dari tarian ini. Lagu untuk mengiringi tarian ini tidak hanya satu lagu saja, melainkan ada beberapa lagu antara lain: 

• Kembangsungsang Untuk Topeng Panji. 

• Kembangkapas Untuk Topeng Samba. 

• Rumyang Untuk Topeng Rumyang. 

• Tumenggung Untuk Topeng Tumenggung. 

• Gonjing Untuk Topeng Kelana. 

Tari Topeng adalah tarian tradisional yang berasal dari Cirebon Jawa Barat. Dalam Tarian ini terdapat 5 jenis topeng yaitu Topeng Panji, Topeng Samba, Topeng Rumyang, Topeng Tumenggung dan juga Topeng Kelana. Masing-masing topeng memiliki karakter dan keunikan yang berbeda-beda. Topeng-topeng tersebut memiliki cerita yang berbeda antara topeng satu dengan topeng yang lain. 

Pementasan tarian ini bertujuan untuk hiburan dan juga untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat. Dalam Tarian ini terdapat beberapa topeng dengan simbol-simbol yang mengandung banyak pesan moral. 

Seperti ajakan untuk hidup di jalan yang lurus serta ajakan untuk perbanyak berdzikir dan istighfar. Pada setiap jenis topeng juga terdapat makna dan cerita. 



BUSANA,GERAKAN DAN POLA LANTAI TARI TOPENG



Banyak istilah pakaian di gunakan sebagai kelengkapan busana yang setidaknya merupakan identitas pertunjukan Tari Topeng Cirebon. Gaya/ kostum dalam pertunjukan tari Cirebon ini dianggap terpengaruh dari budaya kraton. Data budaya ini dilengkapi foto kostum penari secara keseluruhan/ umum. 


Dalam tari topeng Cirebon (bisa berbeda tiap daerah) ada beberapa kelengkapan dibagian kepala yaitu kedok (topeng), jamang, tekes, makuta siger dan rarawis atau sumping. Kemudian kelengkapan di bagian baju sebagai penutup tubuh, dengan warna baju sesuai dengan karakter dalam tari topeng. Bentuk baju dan detail bagian lengan, penggunaan hiasan pada bagian pangkal lengan yang disebut biku-biku. Biku-biku itu berbentuk segitiga, terbuat dari benang emas dan biasa di gunakan sebagai pengganti kelat bahu. Terdapat juga Krodong yang berfungsi sebagai penutup punggung, terbuat dari kain batik. Bentuk baju yang berbeda di gunakan pada tarian tari topeng Tumenggung (khas Palimanan) yaitu Klambi Gulu berupa Kain tambahan yang di adaptasi dari bentuk jas safari para pejabat di masa kolonial. Sama halnya perbedaan dalam penggunaan Peci Bendo. 

Di dada dilekatkan Kace berupa kain berwarna emas. Kace digunakan pada tari topeng cirebon tokoh Panji, Pamindo dan Rumyang. Selain itu digunakan juga Dasi, yang digunakan pada karakter Panji, Pamindo, Rumyang dan Patih. Dasi tidak digunakan karakter topeng Klana digantikan Ombyok, berupa Hiasan dada terbuat dari kain bludru dengan motif teratai yang digunakan pada tokoh Klana. Hiasa kalung yang digunakan biasanya berbentuk mutiara putih. Selain itu terdapat juga hiasan gelang. 


Untuk hiasan di pinggang, di gunakan Ikat pinggang atau sabot (yang terbuat dari logam biasa disebut Badong). Hiasan pinggang biasa juga diganti ikat pinggang yang bersifat praktis, terbuat dari kain (beludru) dan ada penutup pada bagian bawah nya, yang disebut Tutup Rasa. Motif kain yang di gunakan dalam tutup rasa di sesuai kan dengan karakter tokoh dari tari topeng. Soder berupa selendang yang di ikatkan di pinggang menjuntai ke arah bawah melewati batas mata kaki. Motif dan warna soder di sesuaikan dengan karakter tokoh topeng nya. Penggunaan kain lainnya adalah kain batik yang disebut dodot dan selendang yang di namakan sampur atau soder. Bentuk dari kain dodot lancar gelar untuk karakter Panji dan kain dodot lancar cangcut untuk Pamindo dan Rumyang. Berbeda, karakter Patih dan Klana menggunakan Celana Sontog. 




Gerakan Tari Topeng 


Gerakan tangan yang lemah lembut oleh para penari yang cantik, yang diiringi dengan dominasi alunan musik rebab dan kendang merupakan ciri khas dari pementasan Tari Topeng. Selain itu, berbagai macam busana yang di pakai (toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng) yang berwarna kuning, hijau, dan merah semakin menambah indah tarian yang dibawakan. 


Tarian ini di awali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan di mulai. Setelah itu, kaki para penari di gerakkan melangkah maju dan mundur yang di iringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penonton nya. Gerakan ini kemudian di lanjutkan dengan membelakangi penonton dengan menggoyang kan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih, topeng ini menyimbol kan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah dimulai. 


Setelah berputar-putar menggerak kan tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik arah membelakangi para penonton sambil mengganti topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru. Proses serupa juga di lakukan ketika penari berganti topeng yang berwarna merah. Uniknya, seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari. Gerakan-gerakan tersebut merupakan bentuk tarian pembuka dalam pementasan Tari Topeng. 





Pola lantai tari topeng

Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai sangat perlu di perhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :

1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebalik nya.
2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.

Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu sebagai berikut :

Tari Tradisional
tradisional merupa kan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini di waris kan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasa nya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
Tari tradisional klasik
Tari tradisional klasik di kembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakan nya anggun dan busana nya cenderung mewah. Fungsi nya: sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. 
Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)

Tari tradisional kerakyatan
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakan nya cenderung mudah Di tarikan bersama juga iringan musik. Busana nya relatif sederhana. Sering di tarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)

Tari kreasi baru
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Tari kreasi baru Yaitu tari kreasi yang garapan nya di landasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik atau karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentas nya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilang kan esensi ke tradisiannya.
2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak mengguna kan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

Tari kontemporer
Gerakan dari tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali di perlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. dan iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops. 









11 TARIAN TRADISIONAL JAWA BARAT DAN PENJELASAN





Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang kaya akan memiliki tempat wisata dan makanan yang khas ini ternyata memiliki juga beberapa kebudayaan yang masih dijaga dengan baik.
Hal ini terlihat ketika sering diadakannya pagelaran alat musik tradisional atau pun tari tradisional di bandung, walau beberapa tarian tradisional kerap kali hanya ditampilkan untuk hiburan semata saja, namun hal ini cukup memberi kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia yang kerap kali dicuri oleh negeri orang dan tidak adanya penerus anak bangsa yang membawakan tarian tradisional.
Banyak juga nilai yang terkandung pada tarian tradisional daerah Jawa Barat ini, ada nilai sosial budaya dan ada juga nila filosofisnya. tidak jarang sebuah seni tari tradisional mencerminkan potret kehidupan manusia yang terjadi dimasyarakat setempat. Contohnya tari yang berasal dari daerah Sumatera Selatan mencerminkan seorang wanita yang sedang menenun kain songket. Hal ini juga terjadi pada budaya seni tarian daerah Jawa Barat ini.
Terkait dengan topik yang kami tulis kali ini, kami telah berhasil mengumpulkan beberapa tarian daerah yang berasal dari Jawa Barat ini.
Berikut macam-macam tarian Jawa Barat :     
1. Tari Jaipong
2. Tari Topeng
3. Tari Merak
4. Tari Wayang
5. Tari Ketuk Tilu
6. Tari Keurseus
7. Tari Buyung
8. Tari Ronggeng Bugis
9. Tari Sampiung
10 Tari Sintren
11. Tari Ronggeng Gunung

1. Tari Jaipong
Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari Bandung provinsi Jawa Barat. nama lain dari tari ini adalah Jaipongan yaitu sebuah genre seni tari yang lahir pada kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat ini menjadikannya banyak mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerakan tari tradisional yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
Gerakan-gerakan bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam lainnya gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi juga untuk mengembangkan tarian tradisional atau kesenian yang kini dikenal dengan nama lain yaitu Jaipongan.
2. Tari Topeng
Tari Topeng atau tari topeng Cirebon ini, dari namanya saja sudah bisa kita diperkirakan bahwa tarian ini berasal dari Cirebon. tarian topeng ini diambil dari beberapa cerita rakyat tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai kota Cirebon, hingga pada suatu saat kota cirebon diserang oleh Pangeran Welang. Pada saat itu juga Sunan Gunung Jati tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang yang cukup kuat dan bahkan sunan gunung jati terancam kalah pada saat itu. dari kisah tersebut terlahirlah tari topeng ini, yang dengan cepat menyebar ke beberapa daerah-daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang. yang memainkan tarian topeng ini biasanya disebut dengan dalang. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan terkadang solo atau bahkan lebih dari 2-3 orang penari.
3. Tari Mrak
Tari merak ini berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi dari burung merak pada waktu itu, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota. tidak banyak sejarah dari tari merak ini, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya seperti seekor burung merak. Walau begitu tarian merak ini mengutamakan keindahan dan kecantikan pada sii penarinya. Tidak heran bila semua orang yang melihat terkagum-kagum dengan tarian merak ini.
Untuk membedakan tarian merak ini cukuplah gampang, ciri khasnya seorang penari menggunakan mahkota pada kepalanya, dan berpakaian seperti kamben tapi coraknya seperti burung merak. Di zaman sekarang ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga kisaran 2-4 juta. jumlah penari merak ini biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasang-pasangan. Dan di ikuti dengan musik pengiringnya yaitu gamelan.
4. Tari Wayang
Setelah ada kesenian wayang golek, ternyata ada juga tarian yang disebut dengan Tari Wayang karena latar belakang tarian ini seperti cerita wayang. Biasanya karakter penarinya diambil dengan salah satu karakter wayang golek, dengan gerakan tariannya yang mengikuti alur cerita. gerakan tarian ini terkadang seperti sedang berkelahi atau perang, tergantung tema yang di bawakan. Jumlah penarinya pun dibebaskan dalam tari wayang ini, uniknya tarian ini lebih banyak ditarikan oleh laki-laki daripada perempuan.
5. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu ini berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu ini kalau diartikan ke bahasa Indonesia yaitu artinya tiga. Menurut sejarahnya kata tilu ini ada kemungkinan nama ketuk tilu diambil karena iringan musik untuk tarian ini mengeluarkan 3 suara. dahulunya, tarian tilu ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen sawah dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, tarian tilu ini bersifat hanya hiburan saja.biasanya untuk menarikan tarian tilu ini biasanya di mainkan dengan berpasangan namun terkadang juga solo dancer, dalam gerakan tari Jaipong ini selalu menggunakan gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak.untuk menambah wawasan kamu silahkan baca juga tempat-tempat angker di bandung yang telah kami paparkan di artkel kami sebelumnya
6. Tari Keurseus
Tari Keurseus ini adalah berasal dari tanah Sunda, kata ‘keurseus’ itu sendiri yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti kursus. Tarian ini diciptakan dari seniman asal Cirebon. Awalnya tarian ini ditarikan hanya 2 orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan mereka tarian ini ternyata disenangi oleh banyak masyarakat setempat, maka banyak orang yang ingin belajar tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari Keurseus adalah kebanyakan pria. tari Keurseus ini juga dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan tarian keurseus ini hampir mirip juga dengan gerakan tari Tayuban. Tapi dalam 3 jenis itu, masing-masing jenis tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing.
7. Tari Buyung
Tari Buyung adalah tari yang berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri juga mengandung artian jenis tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk mengambil air. Tarian ini diciptakan oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan saat upacara seren tahunan. uniknya ssaat membawakan tarian ini, para penari akan menopang tanah liat yang berbentuk mirip kendi, biasanya orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut dengan ditaruh diatas kepala mereka namun tidak boleh jatuh. konon katanya tiap gerakan tari buyung ini ada maknanya, karena para penari akan melewati sesi dimana mereka harus menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala dengan tanpa harus jatuh kendi tersebut. Makna yang tersirat dari gerakan ini adalah seperti semboyan mereka yang sering kita dengar yang berbunyi ‘dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung’Sangat dalam sekali kan maknanya? Itulah tari buyung.tari buyung ini biasanya ditarikan oleh para wanita, biasanya dibawakan oleh 12 orang. Kostum yang digunakannya biasanya dengan kebaya dilengkapi dengan selendang.
8. Tari Ronggeng Bugis
Tari Ronggeng Bugis adalah tari yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng disini artinya penari laki-laki yang berpakaian seperti wanita, dan ‘bugis’ adalah salah satu ras di daerah Sulawesi Selatan. Tarian tersebut bertemakan komedi dan ditarikan kurang lebih oleh 12 hingga 20 orang pria. dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up setebal mungkin, bukan untuk terlihat cantik, namun untuk memberi kesan lucu terhadap penontonya. Bisa dilihat sendiri di gambar kalau make up yang digunakan seperti topeng bukan.Sejarah singkat tentang tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menyuruh temannya dari ras Bugis memata-matai musuhnya. musik yang digunakanya untuk melatar belakangi tarian ini antara lain yaitu gong kecil, kecrek, dan kelenang.
9. Tari Sampiung
Tari Sampiung yaitu tarian yang berasal dari Jawa Barat, zaman dulu biasanya tarian ini dipentaskan ketika untuk menyambut Seren taun, ngaruat, pesta panen dan rebo wekasan, bahkan terkadang acara kepemerintahan RI pun juga memakai tarian ini. sampiung dan samping sangat mirip ya? Namun jangan salah tanggap, tari sampiung bukanlah tari samping. Nama sampiung ini diambil dari sebuah judul lagu zaman dulu. tarian sampiung ini pun memiliki beberapa sebutan seperti Tari Ngekngek dan Tari Jentreng. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan, kostum yang digunakan pun kostum yang cukup sederhana yaitu kebaya, sinjang dan selendang, rambut dikondekan. musik pengiringnya yaitu Jentreng, rebab dan kecapi.
10 Tari Sintren
Tari Sintren adalah tarian tradisional masyarakat Jawa khususnya di daerah Cirebon Jawa Barat. Tari ini juga disebut dengan lais yaitu bentuk tari-tarian dengan aroma yang mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono. tari sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Gadis tersebut lalu dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung kain. Pawang/dalang tersebut kemudian berjalan memutari kurungan ayamtersebut sembari mengucapkan mantra yang bertujuan untuk memanggil ruh Dewi Lanjar.jika pemanggilan ruh Dewi Lanjar itu berhasil, maka ketika kurungan tersebut dibuka, sang gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan dengan cantik, lalu menari diiringi gending.
11. Tari Ronggeng Gunung
Ronggeng Gunung adalah sebuah seni tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat yang tumbuh dan berkembang di wilayah Ciamis Selatan dan Pangandaran, yaitu seperti daerah Panyutran, Ciparakan, Banjarsari, Burujul, Pangandaran dan Cijulang.Secara umum, kesenian ini hampir sama dengan tari ronggeng pada umumnya. Yakni dicirikan dengan penampilan satu orang atau lebih penari yang dilengkapi dengan alat musik gamelan dan nyanyian atau kawih pengiring tariannya.