Senin, 30 Desember 2019

BUSANA,GERAKAN DAN POLA LANTAI TARI TOPENG



Banyak istilah pakaian di gunakan sebagai kelengkapan busana yang setidaknya merupakan identitas pertunjukan Tari Topeng Cirebon. Gaya/ kostum dalam pertunjukan tari Cirebon ini dianggap terpengaruh dari budaya kraton. Data budaya ini dilengkapi foto kostum penari secara keseluruhan/ umum. 


Dalam tari topeng Cirebon (bisa berbeda tiap daerah) ada beberapa kelengkapan dibagian kepala yaitu kedok (topeng), jamang, tekes, makuta siger dan rarawis atau sumping. Kemudian kelengkapan di bagian baju sebagai penutup tubuh, dengan warna baju sesuai dengan karakter dalam tari topeng. Bentuk baju dan detail bagian lengan, penggunaan hiasan pada bagian pangkal lengan yang disebut biku-biku. Biku-biku itu berbentuk segitiga, terbuat dari benang emas dan biasa di gunakan sebagai pengganti kelat bahu. Terdapat juga Krodong yang berfungsi sebagai penutup punggung, terbuat dari kain batik. Bentuk baju yang berbeda di gunakan pada tarian tari topeng Tumenggung (khas Palimanan) yaitu Klambi Gulu berupa Kain tambahan yang di adaptasi dari bentuk jas safari para pejabat di masa kolonial. Sama halnya perbedaan dalam penggunaan Peci Bendo. 

Di dada dilekatkan Kace berupa kain berwarna emas. Kace digunakan pada tari topeng cirebon tokoh Panji, Pamindo dan Rumyang. Selain itu digunakan juga Dasi, yang digunakan pada karakter Panji, Pamindo, Rumyang dan Patih. Dasi tidak digunakan karakter topeng Klana digantikan Ombyok, berupa Hiasan dada terbuat dari kain bludru dengan motif teratai yang digunakan pada tokoh Klana. Hiasa kalung yang digunakan biasanya berbentuk mutiara putih. Selain itu terdapat juga hiasan gelang. 


Untuk hiasan di pinggang, di gunakan Ikat pinggang atau sabot (yang terbuat dari logam biasa disebut Badong). Hiasan pinggang biasa juga diganti ikat pinggang yang bersifat praktis, terbuat dari kain (beludru) dan ada penutup pada bagian bawah nya, yang disebut Tutup Rasa. Motif kain yang di gunakan dalam tutup rasa di sesuai kan dengan karakter tokoh dari tari topeng. Soder berupa selendang yang di ikatkan di pinggang menjuntai ke arah bawah melewati batas mata kaki. Motif dan warna soder di sesuaikan dengan karakter tokoh topeng nya. Penggunaan kain lainnya adalah kain batik yang disebut dodot dan selendang yang di namakan sampur atau soder. Bentuk dari kain dodot lancar gelar untuk karakter Panji dan kain dodot lancar cangcut untuk Pamindo dan Rumyang. Berbeda, karakter Patih dan Klana menggunakan Celana Sontog. 




Gerakan Tari Topeng 


Gerakan tangan yang lemah lembut oleh para penari yang cantik, yang diiringi dengan dominasi alunan musik rebab dan kendang merupakan ciri khas dari pementasan Tari Topeng. Selain itu, berbagai macam busana yang di pakai (toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng) yang berwarna kuning, hijau, dan merah semakin menambah indah tarian yang dibawakan. 


Tarian ini di awali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan di mulai. Setelah itu, kaki para penari di gerakkan melangkah maju dan mundur yang di iringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penonton nya. Gerakan ini kemudian di lanjutkan dengan membelakangi penonton dengan menggoyang kan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih, topeng ini menyimbol kan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah dimulai. 


Setelah berputar-putar menggerak kan tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik arah membelakangi para penonton sambil mengganti topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru. Proses serupa juga di lakukan ketika penari berganti topeng yang berwarna merah. Uniknya, seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari. Gerakan-gerakan tersebut merupakan bentuk tarian pembuka dalam pementasan Tari Topeng. 





Pola lantai tari topeng

Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai sangat perlu di perhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :

1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebalik nya.
2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.

Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu sebagai berikut :

Tari Tradisional
tradisional merupa kan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini di waris kan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasa nya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
Tari tradisional klasik
Tari tradisional klasik di kembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakan nya anggun dan busana nya cenderung mewah. Fungsi nya: sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. 
Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)

Tari tradisional kerakyatan
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakan nya cenderung mudah Di tarikan bersama juga iringan musik. Busana nya relatif sederhana. Sering di tarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)

Tari kreasi baru
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Tari kreasi baru Yaitu tari kreasi yang garapan nya di landasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik atau karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentas nya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilang kan esensi ke tradisiannya.
2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak mengguna kan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

Tari kontemporer
Gerakan dari tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali di perlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. dan iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops. 









0 comments:

Posting Komentar