Rabu, 25 Desember 2019

GAYA TARI TOPENG (5)



Tari Topeng Cirebon gaya Slangit




Ki Waryo dan Ki Wiyono saat membawakan drama satu babak dalam pertunjukan topeng Cirebon pada saat acara kaulan dirumah keluarga mimi Keni Arja (budayawan Cirebon sekaligus maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit).

Menurut keterangan dari Ki Erik North (budayawan Cirebon asal Santa Barbara – California) instrumen kendang yang ada pada foto merupakan instrumen kendang yang asli dari kebudayaan Cirebon jika dilihat dari bentuknya, bentuk ini berbeda dari kendang Sunda yang sekarang ramai dipergunakan.
Tari Topeng Cirebon gaya Slangit utamanya terpusat disekitar desa Slangitkecamatan Klangenankabupaten Cirebon, gaya inilah yang kemudian digunakan dan dikembangkan menjadi gaya tari Topeng Cirebon pada sanggar kesenian Sekar Pandan milik kesultanan Kacirebonan. Pada era tahun 80-an, sekitar tahun 1986 seorang peneliti asing bernama Pamela Rogers-Aguiniga telah mendokumentasikan secara mendetail berbagai dinamika dari tari Topeng Cirebon gaya Slangit melalui bimbingan Ki Sujana Arja (maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit).

Musik pengiring

Musik pengiring yang digunakan dalam tari Topeng Cirebon gaya Slangit merupakan musik-musik khas gamelan Cirebon, berikut urutannya
·         Tetaluan, dikenal juga dengan nama gagalan merupakan tabuhan gamelan yang dimainkan sebelum penari atau dalang topeng muncul pada panggung tari.
·         Kembang Sungsang, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada babak Panji.
·         Singa Kawung, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada babak Samba.
·         Kembang Kapas, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada babak Rumyang.
·         Tumenggungan, atau dikenal dengan nama bendrong merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada babak Tumenggung atau Patih.
·         Gonjing, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada babak Klana.

Babak tarian

Pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Slangit terdiri dari lima babak yaitu ;
·         Panji,
·         Samba (Pamindo),
·         Rumyang,
·         Tumenggung
·         Klana.
Ki dalang Sudjana Arja menafsirkan pagelaran topeng Cirebon gaya Slangit kedalam tiga fase yaitu pertumbuhan jasmani manusia (dari mulai bayi hingga dewasa, suasana kebatinan manusia di mana manusia mempergunakan fungsi indranya dalam komunitas sosialnya dan makna keagamaan yang ditunjukan secara simbolis mengenai sifat dan perilaku manusia.

Gerakan tari

Gerakan tari yang menjadi ciri khas dari gaya Slangit adalah gerakan bahu dan pinggang yang kuat serta gesit dan mendetail dalam setiap perpindahan geraknya, dikarenakan urutan gerakannyayang sangat mendetail maka gaya Slangit dijadikan sebuah acuan dalam pengajaran tari Topeng Cirebon dalam lingkup akademis.

Dalang tari Topeng Cirebon gaya Slangit

Dalang tari pada gaya Slangit yang terkenal di masyarakat hampir seluruhnya merupakan keturunan dari keluarga Arja, salah satu yang masih aktif melestarikan dan juga sebagai pengajar formal adalah Keni Arja (saudara almarhum Ki Sujana Arja), perjuangan keluarga Arja pada masa lalu dalam mempertahankan gaya Slangit agar tetap lestari bukanlah sebuah hal yang mudah, setelah kematian enam saudaranya hanya tinggal Ki Sujana Arja dan Keni Arja yang berjuang mempertahankan gaya Slangit agar tetap lestari, karena dari sembilan orang anak keturunan Ki Dalang Arja hanya delapan orang yang kemudian menjadi seniman tari Topeng Cirebon, baik sebagai nayaga (penabuh gamelan) atau sebagai dalang topeng, di antara sembilan orang anak Ki Dalang Arja hanya Durman yang tidak menjadi seorang seniman Topeng Cirebonan.
Perjuangan almarhum Ki Sujana Arja dan adiknya Keni dalam upaya melestarikan gaya Slangit dimulai dari Bebarangan yakni mengamen topeng dari kampung ke kampung dan memenuhi panggilan pentas, ditengah terjepit dalam sulitnya mempertahankan tari Topeng Cirebon gaya Slangit yang sepi dari panggilan pentas, kelompok tari Topeng Cirebon juga pada masa itu (sekitar tahun 1960-an) dihadapkan dengan tuduhan bahwa mereka terkait dengan Gerakan Tiga Puluh September (G-30-S) sehingga menyebabkan ada beberapa kelompok tari Topeng Cirebon yang memilih untuk membubarkan diri karena takut dikait-kaitkan dengan gerakan tersebut, tetapi karena berniat untuk melestarikan gaya Slangit maka Ki Sujana Arja beserta saudaranya Keni Arja tetap melakukan pagelaran untuk membuktikan bahwa tari Topeng Cirebon gaya Slangit mampu bertahan dalam segala perubahan.[20]
Setelah meninggalnya Ki Dalang Sujana Arja, pelestarian tari Topeng Cirebon gaya Slangit diteruskan oleh kedua puteranya, yaitu Inu Kertapati dan Astori, serta dalang-dalang topeng Cirebon gaya Slangit lainnya seperti Miah, Maskeni, Karmina, Wiyono (putera dari Keni Arja), Nunung Nurasih, Oliah, Iin, dan Turini.

Sanggar tari

·         Sanggar Sekar Pandan – Kompleks keraton Kacirebonan, Jl. Pulasaren No. 74, kota Cirebon.
·         Sanggar Panji Asmara (pimpinan Inu Kertapati) – desa Slangit sebelah utara, Klangenankabupaten Cirebon. Telp: +6281320004611
·         Sanggar Adiningrum (pimpinan Keni Arja) – desa SlangitKlangenankabupaten Cirebon.
·         Sanggar Langgeng Saputra (pimpinan Sanija) – desa Slangit,Klangenankabupaten Cirebon. Telp +6285224774338


Tari Topeng Cirebon gaya Sinar Rancang

Tari Topeng Cirebon gaya Sinar Rancang merupakan salah satu gaya tari Topeng Cirebon yang masih dipentaskan di wilayah timur kabupaten Cirebon, penyebaran gaya Sinar Rancang terbatas disekitar desa Sinar Rancang, kecamatan Mundukabupaten Cirebon


Tari Topeng Cirebon gaya Tambi

'Tari Topeng Cirebon gaya Tambi merupakan tari Topeng Cirebon yang penyebarannya berpusat di desa Tambi,kecamatan Sliyegkabupaten Indramayu, tari Topeng Cirebon gaya Tambi dan lainnya yang berada di wilayah kabupaten Indramayu secara umum memiliki kesamaan dengan tari Topeng Cirebon yang ada di wilayah kabupaten Cirebonkabupaten Majalengka serta kabupaten Subang yakni dengan adanya lima babak tarian, perbedaannya hanyalah terdapatnya sub-babak Klana Udeng yang merupakan kepanjangan dari babak Klana.

Pakaian Penari

Pakaian penari (bahasa Cirebondalang topeng) pada gaya Tambi hampir mirip dengan gaya-gaya tari Topeng Cirebon lainnya, perbedaannya adalah pada pakaian ketika mementaskan sub-babak Klana Udeng, pada saat mementaskan Klana Udengdalang topeng tidak mengenakan penutup kepala (bahasa Cirebonsobra) melainkan hanya mengenakan ikat kepala dari kain (bahasa Cirebonudeng)


Musik pengiring

Musik pengiring pada gaya Tambi hampir serupa dengan gaya Slangit, perbedaannya adalah pada babak Klana selain diiringi oleh lagu Gonjring juga diiringi oleh lagu Sarung Ilang kemudian pada sub-babak Klana Udeng lagu pengiringnya adalah lag-lagu khas dari Indramayu atau dikenal dengan lagu dermayonan

Gerakan tari

Gerakan tari yang khas pada gaya Tambi adalah ketika mementaskan sub-babak Klana Udeng, pada saat itu tarian dipentaskan dengan mempertunjukan keahlian atraksi Dalang Topengnya, seperti atraksi menari di atas tambang sambil mengambil koin.

Babak tarian

Babak tarian yang ada pada gaya Tambi sama dengan gaya-gaya yang ada di wilayah kabupaten Cirebonkabupaten Majalengka dan kabupaten Subang, yakni Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung dan Klana. Perbedaannya adalah dengan adanya sub-babak Klana Udeng yakni kepanjangan dari babak Klana.

Dalang tari Topeng Cirebon gaya Tambi

Dalang Topeng yang terkenal dari gaya Tambi salah satunya adalah Nyai Wangi Indria, anak dari Ki Dalang Taham (dalang wayang Kulit Cirebon dan cucu dari Ki Wisad (seniman tradisional).

Sanggar tari

·         Sanggar Mulya Bhakti, pimpinan "Nyai" Wangi Indriya, Jl. Raya Jati Barang – Karang Ampel Km. 3, desa Tambi,kecamatan Sliyegkabupaten Indramayu. Telp. (+62-234) 352031




0 comments:

Posting Komentar