Tari
Topeng Cirebon gaya Slangit
Ki Waryo dan Ki Wiyono
saat membawakan drama satu babak dalam pertunjukan topeng Cirebon pada saat
acara kaulan dirumah keluarga mimi Keni Arja
(budayawan Cirebon sekaligus maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit).
Menurut keterangan dari Ki Erik North (budayawan Cirebon asal Santa Barbara – California) instrumen kendang yang ada pada foto merupakan instrumen kendang yang asli dari kebudayaan Cirebon jika dilihat dari bentuknya, bentuk ini berbeda dari kendang Sunda yang sekarang ramai dipergunakan.
Menurut keterangan dari Ki Erik North (budayawan Cirebon asal Santa Barbara – California) instrumen kendang yang ada pada foto merupakan instrumen kendang yang asli dari kebudayaan Cirebon jika dilihat dari bentuknya, bentuk ini berbeda dari kendang Sunda yang sekarang ramai dipergunakan.
Tari
Topeng Cirebon gaya Slangit utamanya
terpusat disekitar desa Slangit, kecamatan Klangenan, kabupaten Cirebon,
gaya inilah yang kemudian digunakan dan dikembangkan menjadi gaya tari Topeng
Cirebon pada sanggar kesenian Sekar Pandan milik kesultanan
Kacirebonan. Pada era
tahun 80-an, sekitar tahun 1986 seorang peneliti asing bernama Pamela
Rogers-Aguiniga telah mendokumentasikan secara mendetail berbagai dinamika dari
tari Topeng Cirebon gaya Slangit melalui bimbingan Ki Sujana
Arja (maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit).
Musik
pengiring
Musik
pengiring yang digunakan dalam tari Topeng Cirebon gaya Slangit merupakan
musik-musik khas gamelan Cirebon, berikut urutannya
·
Tetaluan,
dikenal juga dengan nama gagalan merupakan tabuhan gamelan
yang dimainkan sebelum penari atau dalang topeng muncul pada panggung tari.
·
Kembang
Sungsang, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran
tari Topeng pada babak Panji.
·
Singa
Kawung, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari
Topeng pada babak Samba.
·
Kembang
Kapas, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari
Topeng pada babak Rumyang.
·
Tumenggungan,
atau dikenal dengan nama bendrong merupakan lagu pengiring
yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada babak Tumenggung
atau Patih.
·
Gonjing,
merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng
pada babak Klana.
Babak tarian
Pagelaran
tari Topeng Cirebon gaya Slangit terdiri dari lima babak yaitu ;
·
Panji,
·
Samba
(Pamindo),
·
Rumyang,
·
Tumenggung
·
Klana.
Ki dalang Sudjana Arja menafsirkan
pagelaran topeng Cirebon gaya Slangit kedalam tiga fase yaitu pertumbuhan
jasmani manusia (dari mulai bayi hingga dewasa, suasana kebatinan manusia di
mana manusia mempergunakan fungsi indranya dalam komunitas sosialnya dan makna
keagamaan yang ditunjukan secara simbolis mengenai sifat dan perilaku manusia.
Gerakan tari
Gerakan
tari yang menjadi ciri khas dari gaya Slangit adalah gerakan bahu dan pinggang
yang kuat serta gesit dan mendetail dalam setiap perpindahan geraknya,
dikarenakan urutan gerakannyayang sangat mendetail maka gaya Slangit dijadikan
sebuah acuan dalam pengajaran tari Topeng Cirebon dalam lingkup akademis.
Dalang tari
Topeng Cirebon gaya Slangit
Dalang
tari pada gaya Slangit yang terkenal di masyarakat hampir seluruhnya merupakan
keturunan dari keluarga Arja, salah satu yang masih aktif melestarikan dan juga
sebagai pengajar formal adalah Keni Arja (saudara almarhum Ki Sujana
Arja), perjuangan keluarga Arja pada masa lalu dalam mempertahankan gaya
Slangit agar tetap lestari bukanlah sebuah hal yang mudah, setelah kematian
enam saudaranya hanya tinggal Ki Sujana Arja dan Keni Arja
yang berjuang mempertahankan gaya Slangit agar tetap lestari, karena dari
sembilan orang anak keturunan Ki Dalang Arja hanya delapan
orang yang kemudian menjadi seniman tari Topeng Cirebon, baik sebagai nayaga (penabuh
gamelan) atau sebagai dalang topeng, di antara sembilan orang
anak Ki Dalang Arja hanya Durman yang tidak menjadi seorang
seniman Topeng Cirebonan.
Perjuangan
almarhum Ki Sujana Arja dan adiknya Keni dalam upaya
melestarikan gaya Slangit dimulai dari Bebarangan yakni
mengamen topeng dari kampung ke kampung dan memenuhi panggilan pentas, ditengah
terjepit dalam sulitnya mempertahankan tari Topeng Cirebon gaya Slangit yang
sepi dari panggilan pentas, kelompok tari Topeng Cirebon juga pada masa itu
(sekitar tahun 1960-an) dihadapkan dengan tuduhan bahwa mereka terkait dengan
Gerakan Tiga Puluh September (G-30-S) sehingga menyebabkan ada beberapa
kelompok tari Topeng Cirebon yang memilih untuk membubarkan diri karena takut
dikait-kaitkan dengan gerakan tersebut, tetapi karena berniat untuk
melestarikan gaya Slangit maka Ki Sujana Arja beserta
saudaranya Keni Arja tetap melakukan pagelaran untuk membuktikan bahwa tari
Topeng Cirebon gaya Slangit mampu bertahan dalam segala perubahan.[20]
Setelah
meninggalnya Ki Dalang Sujana Arja, pelestarian tari Topeng
Cirebon gaya Slangit diteruskan oleh kedua puteranya, yaitu Inu Kertapati dan
Astori, serta dalang-dalang topeng Cirebon gaya Slangit lainnya seperti Miah,
Maskeni, Karmina, Wiyono (putera dari Keni Arja), Nunung Nurasih, Oliah, Iin,
dan Turini.
Sanggar tari
·
Sanggar
Panji Asmara (pimpinan Inu Kertapati) – desa
Slangit sebelah
utara, Klangenan, kabupaten Cirebon. Telp:
+6281320004611
·
Sanggar
Langgeng Saputra (pimpinan Sanija) – desa
Slangit,Klangenan, kabupaten Cirebon. Telp +6285224774338
Tari
Topeng Cirebon gaya Sinar Rancang
Tari
Topeng Cirebon gaya Sinar Rancang merupakan salah satu gaya tari Topeng Cirebon
yang masih dipentaskan di wilayah timur kabupaten Cirebon,
penyebaran gaya Sinar Rancang terbatas disekitar desa Sinar Rancang, kecamatan Mundu, kabupaten Cirebon
Tari
Topeng Cirebon gaya Tambi
'Tari
Topeng Cirebon gaya Tambi merupakan tari Topeng Cirebon yang
penyebarannya berpusat di desa Tambi,kecamatan Sliyeg, kabupaten Indramayu, tari Topeng Cirebon gaya Tambi dan
lainnya yang berada di wilayah kabupaten Indramayu secara umum memiliki kesamaan
dengan tari Topeng Cirebon yang ada di wilayah kabupaten Cirebon, kabupaten Majalengka serta kabupaten Subang yakni
dengan adanya lima babak tarian, perbedaannya hanyalah terdapatnya sub-babak Klana
Udeng yang merupakan kepanjangan dari babak Klana.
Pakaian Penari
Pakaian
penari (bahasa Cirebon: dalang topeng) pada
gaya Tambi hampir mirip dengan gaya-gaya tari Topeng Cirebon lainnya,
perbedaannya adalah pada pakaian ketika mementaskan sub-babak Klana
Udeng, pada saat mementaskan Klana Udeng, dalang topeng
tidak mengenakan penutup kepala (bahasa Cirebon: sobra)
melainkan hanya mengenakan ikat kepala dari kain (bahasa Cirebon: udeng)
Musik
pengiring
Musik
pengiring pada gaya Tambi hampir serupa dengan gaya Slangit, perbedaannya
adalah pada babak Klana selain diiringi oleh lagu Gonjring juga
diiringi oleh lagu Sarung Ilang kemudian pada sub-babak Klana
Udeng lagu pengiringnya adalah lag-lagu khas dari Indramayu atau
dikenal dengan lagu dermayonan
Gerakan tari
Gerakan
tari yang khas pada gaya Tambi adalah ketika mementaskan sub-babak Klana
Udeng, pada saat itu tarian dipentaskan dengan mempertunjukan keahlian
atraksi Dalang Topengnya, seperti atraksi menari di atas
tambang sambil mengambil koin.
Babak tarian
Babak tarian yang ada pada gaya Tambi
sama dengan gaya-gaya yang ada di wilayah kabupaten Cirebon, kabupaten Majalengka dan kabupaten Subang,
yakni Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung dan Klana. Perbedaannya adalah dengan
adanya sub-babak Klana Udeng yakni kepanjangan
dari babak Klana.
Dalang tari
Topeng Cirebon gaya Tambi
Dalang Topeng yang terkenal dari gaya
Tambi salah satunya adalah Nyai Wangi Indria, anak dari Ki
Dalang Taham (dalang wayang Kulit Cirebon dan cucu dari Ki Wisad
(seniman tradisional).
Sanggar tari
·
Sanggar
Mulya Bhakti, pimpinan "Nyai" Wangi Indriya, Jl. Raya Jati Barang –
Karang Ampel Km. 3, desa
Tambi,kecamatan Sliyeg, kabupaten Indramayu. Telp. (+62-234)
352031
0 comments:
Posting Komentar