Rabu, 25 Desember 2019

GAYA TARI TOPENG (4)


Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan



     Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan tersebar disekitar kecamatan Palimanan dan sekitarnya.

Musik pengiring
Musik pengiring yang digunakan pada pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan diantaranya adalah ;
·        Kembang sungsang, merupakan tetaluan (tabuhan gamelan) yang dimainkan saat pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan babak Panji
·        Gaya-gaya, merupakan tetaluan (tabuhan gamelan) yang dimainkan saat pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan babak Samba, kata Gaya-gaya diambil dari gerakan watak Samba yang lincah dan banyak tingkah.
·        Malang totog, merupakan tetaluan (tabuhan gamelan) yang dimainkan saat pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan babak Tumenggung. kata Malang totog berarti Belalang yang sedang menotog yang diambil dari ekspresi dalam gerakan dalang Topeng yang sedang meniru gerakan Malang (bahasa Indonesia: Belalang) tersebut, Malang totog sebenarnya adalah nama asli dari tetaluan (tabuhan gamelan) yang mengiringi babak Topeng Tumenggung namun sekarang banyak yang mengenalnya denga nama tetaluan Tumenggung mengikuti nama babak Tumenggung yang sedang dipentaskan.
·        Bendrong, merupakan tetaluan (tabuhan gamelan) yang dimainkan saat pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan babak Jingga Anom dan babak akhir yaitu Klana Udeng
·        Gonjing, merupakan tetaluan (tabuhan gamelan) yang dimainkan saat pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan babak Klana
·        Kembang kapas, merupakan tetaluan (tabuhan gamelan) yang dimainkan saat pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan babak Rumyang





Tetaluan yang dibawakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Palimanan kurang lebih memiliki kesamaan dengan yang ada pada gaya Gegesik yaitu dengan dimainkannya tetaluan Kembang SungsangKembang Kapas dan Gonjing, kesamaan pada gaya Losari bisa dilihat dari dimainkannya tetaluan Bendrong pada babak Jingga Anom, kedekatan ini kemungkinan terjadi karena menurut penuturan para budayawan dahulu, sesepuh tari Topeng Cirebon gaya Palimanan berasal dari wilayah timur kabupaten Cirebon tepatnya di wilayah kecamatan Astana Japurakabupaten Cirebon


Babak tarian
Babak tarian yang dibawakan pada gaya Palimanan hampir serupa dengan yang ada pada gaya Beber dan Randegan namun dengan penambahan babak Klana Udeng sebagai akhir dari pagelarannya.
·        Panji, gerakannya sangat menghayati diam namun penuh arti, sunyi ing raga, ngaji diri (bahasa Indonesia: menyepi diam dan mendekatkan diri) terhadap allah swt, babak ini dalam gaya Palimanan melambangkan jiwa yangg bersih suci tanpa dosa seperti bayi yang baru lahir.
·        Samba, gerakannya sangat lincah merefleksikan anak balita yang sangat lincah dan senang bermain.
·        Tumenggung, menggambarkan jiwa yang mulai dewasa dengan ditandai tumbuh kumis tipis pada topeng tumenggung yang merefleksikan sudah dimilikinya tanggung jawab dalam kehidupan.
·        Jingga anom, babak pementasan seperti teater yang menceritakan tokoh Jingga Anom.
·        Klana, merefleksikan sekumpulan puncak jiwa amarah murka dari topeng Panji, Samba, Tumenggung, Jingga Anom yang menjelma jadi satu menjadi angkra murka
·        Rumyang, babak Rumyang ini menandai sudah terlepasnya hawa nafsu duniawi, dipentaskan saat terbitnya matahari, saat sinar sudah terlihat samar-samar (bahasa Cirebon: ramyang-ramyang), babak ini dalam gaya Palimanan diterjemahkan sebagai penemuan jati diri yang sesungguhnya jatiningsun ing gusti (bahasa Indonesia: diri ini berserah kepada Allah swt), memproyeksikan jiwa yang centil dan ganjen (bahasa Indonesia: mencari perhatian) (dalam arti ganjen terhadap Allah swt) ganjen berlomba-lomba menuntut dan mentaati peraturan Allah swt serta mulai memandang dunia yang arum (bahasa Indonesia: harum) yaitu alam akhirat
·        Klana udeng, gerak tarinya perpaduan semua gerak tari lima wanda (babak Topeng) namun dengan menambahkan gerakan yang belum sempat ditarikan di topeng lima wanda tersebut, babak Klana Udeng dipentaskan dengan tidak menggunakan sobra namun dengan menggunakan Udeng (bahasa Indonesia: iket kepala)

Selain lima babak yang ada biasa ditampilkan, menurut Ki Waryo (maestro tari Topeng Cirebon gaya Palimanan) pada masa lalu di dalam gaya Palimanan juga dipentaskan tarian Ratu Kencana Wungu yang dibuktikan dengan keberadaan topeng ini yang tersimpan pada dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan

Gerakan tari
Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan memiliki ciri khas pada berbagai macam posisi berdiri yang diciptakan oleh dalang Wentar, posisi-posisi tersebut disesuaikan dengan postur tubuh dan kepantasan penarinya, ditambah dengan penafsiran yang berbeda dalam meresapi watak dalam cerita topeng, membuat gerakan tarian Topeng gaya Palimanan ini berbeda.
Dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan
Para dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan sebagian besar merupakan keturunan dari dalang Wentar, Ki Dalang Wentar mempunya beberapa orang anak diantaranya Mimi Mini, Mimi Ami, Ki Dalang Saca, Mimi Nesih dan Mimi Soedji, di antara keturunan dari Wentar yang terkenal adalah Tursini anak dari dalang Soedji seorang maestro tari Topeng Cirebon gaya Palimanan. Beberapa keturunan dalang Wentar tidak hanya berdiam di kecamatan Palimanan saja. namun menyebar ke wilayah lainnya terutama kabupaten Majalengka. Dalang Sukarta yang kini tinggal di desa Bongas, kecamatan Sumber Jayakabupaten Majalengka, merupakan salah satunya, dalang Sukarta merupakan keturunan Ki Wentar dari jalur Mimi Mini, anak Mimi Mini yaitu Mimi Ina yang kemudian menikah dengan Ki dalang Entang dari desa Baladkecamatan Dukupuntangkabupaten Cirebon merupakan ibu dan ayahnya, sehingga Ki Dalang Sukarta sekaligus menjadi cucu bagi Ki dalang Saca (anak dalang Wentar) dan dalang Soedji yang merupakan saudara neneknya yaitu dalang Mini. dalang lain yang terkenal dari gaya Palimanan adalah Ki dalang Ade Irfan.
Sanggar seni
o   Sanggar Seni Panggelar Budi, pimpinan Ki dalang Sukarta, Gedung Rumah Budaya jalan raya Cirebon – Bandung kawasan PT Indocement, desa Palimanan baratkecamatan Gempolkabupaten Cirebon. telp. +62-813-8095-8012 (Ki dalang Sukarta)
  • Sanggar Cipta Bagus Winangun, dibina oleh Ki Dalang Ade Irfan dan Tessar Ibrahim, bertempat di blok Kebagusan, desa Siti Winangun, kecamatan Jamblang, kabupaten Cirebon. Telp. +62 813-1132-6106 (Ki Dalang Ade Irfan) +62 878-2697-5428 (Dalang Tessar Ibrahim)







Tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan

Tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan merupakan sebuah gaya tari Topeng Cirebon yang berkembang di wilayah desa Pekandangankecamatan Indramayukabupaten Indramayu, gaya Pekandangan merupakan salah satu dari sedikit gaya tari Topeng Cirebon yang ada di Indramayu selain gaya Tambi yang lestarikan oleh mimi Wangi Indriya.
Babak tarian
Pembagian babak pada tari topeng Cirebon gaya Pekandangan menurut Riyani didasarkan pada interpretasi dari gambaran nafsu manusia.
·        Panji
·        Samba (bertopeng putih)
·        Samba (bertopeng merah)
·        Patih
·        Klana

Riyani menjelaskan bahwa babak topeng Panji, Samba dan Patih merupakan sebuah interpretasi dari kesempurnaan manusia jika ditelaah dalam sudut pandang jiwa manusia sedangkan babak topeng Klana merupakan sebuah proyeksi dari gambaran jasmani seorang manusia yang masih mempunyai berbagai nafsu duniawi.
Dalang tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan
Dalang topeng gaya Pekandangan yang terkenal adalah mimi (bahasa Indonesia: ibu) Rasinah anak dari Ki Dalang Lastra dan ibunya seorang dalang ronggeng, menurut Ki Waryo budayawan Cirebon, mimi Rasinah merupakan salah satu maestro tari Topeng Cirebon yang banyak menimba ilmu dari para seniornya terdahulu seperti dari mimi' Soedji (maestro tari Topeng Cirebon gaya Palimanan), kini setelah meninggalnya mimi Rasinah, pelestarian tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan dilanjutkan oleh para muridnya, salah satunya adalah Aerli yang juga keturunannya.
Pada awalnya keluarga besar Ki dalang Lastra mengalami kesulitan besar ketika hendak mengembangkan tari topeng Cirebon gaya Pekandangan, kesulitan itu muncul dari penjajah yang berfikir bahwa aktivitas pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan yang dilakukan oleh Ki Lastra merupakan sebuah aktivitas mata-mata oleh pejuang Republik Indonesia. Pada zaman penjajahan Jepang, kelompok tari yang dipimpin oleh Ki Lastra dibekukan hingga selanjutnya pada masa agresi militer Belanda, Ki Lastra tewas ditembak tentara Belanda dengan tuduhan yang sama dengan sebelumnya yaitu melakukan aktivitas mata-mata untuk Republik Indonesia.
Usaha melestarikan gaya Pekandangan oleh keluarga besar Mimi Rasinah membuahkan hasil dengan dipentaskannya pagelaran tari Topeng yang berjudul Napak Tilas Sang Maestro Tari Topeng Pekandangan: Mimi Rasinah di teater terbuka balai pengelolaan taman budaya Jawa Barat pada maret 2014 yang diperagakan oleh ratusan dalang topeng gaya Pekandangan dari berbagai usia dan dihadiri oleh para peminat seni termasuk para murid mimi Rasinah dari berbagai Negara.


0 comments:

Posting Komentar