Kamis, 02 Januari 2020

Sejarah taritopeng betawi dan keindahannya



Sejarah taritopeng betawi dan keindahannya



Secara umum, Tari Topeng adalah jenis tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng sendiri telah ada di Indonesia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Makna topeng dalam keseharian masyarakat Indonesia, khususnya Betawi kabarnya dipercaya memiliki kekuatan magis yang dapat menjauhkan dari petaka
Topeng dalam bahasa Betawi mempunyai beberapa arti. Pertama berarti kedok penutup wajah. Kedua berarti teater dan pertunjukan. Ketiga berarti primadona atau penari. Topeng yang dibahas di sini topeng dalam pengertian teater tradisional atau teater rakyat Betawi.
Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat tanpa melalui konsep yang khusus. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng Betawi memakai Bahasa Betawi. Dalam Tarian Topeng Betawi sendiri ada tiga unsur di dalamnya yaitu musik, tari dan teater. Tarian dalam Topeng Betawi inilah yang disebut Tari Topeng.
Teater topeng Betawi mulai tumbuh pada awal abad ke-20. Daerah pertumbuhannya di pinggiran Jakarta. Karena tumbuhnya di pinggiran Jakarta, topeng dipengaruhi oleh kesenian Sunda. Saat itu masyarakat mengenal topeng melalui pertunjukan ngamen keliling kampung. Tari Topeng Betawi, gerakannya lincah dan riang.
Pertunjukan topeng Betawi berjalan semalam suntuk. Pertunjukan dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama pra-lakon. Bagian kedua lakon atau cerita inti. Bagian ketiga Jantuk.
Pra-lakon dimulai setelah shalat Isya dengan menampilkan lagu instrumentalia. Instrumentalia ini disebut Arang-Arangan dan Tetalu yang berfungsi mengumpulkan penonton.
Setelah instrumentalia dilanjutkan dengan tari Topeng Kedok atau Topeng Tunggal yang dimainkan oleh penari wanita  berbusana gemerlap dan indah. Bodor dimainkan seorang pria dengan busana sederhana namun kelihatan lucu. Pasangan yang kontras ini manari, menyanyi, dan melawak.
Karena tarian ini bersifat teatrikal dan memiliki unsur komunikasi meski lewat gerak, maka biasanya Tari Topeng Betawi memiliki tema besar dalam setiap pertunjukannya.
Biasanya tema yang diangkat adalah kritik sosial mengenai kemiskinan di pada masa kolonial, atau terkadang hanya menyajikan guyonan semata.
Pertunjukan topeng biasanya diadakan sehubungan dengan pesta perkawinan, hitanan, dan nazar. Pertunjukan yang dimaksudkan membayar nazar ditandai dengan upacara ketupat lepas.Ada upacara yang harus dikerjakan sebelum pementasan topeng. Upacara ini bertujuan agar pertunjukan selamat dan agar alam tidak marah yang dapat membinasakan manusia.
Unsur magis dari topeng sendiri perlahan-lahan bergeser. Awalnya, jika orang yang menyelenggarakan pesta atau hajat kemudian menggundang kelompok Tari Topeng, maka orang tersebut memiliki tujuan agar dia dan keluarganya dijauhkan dari petaka.
Tetapi, kemudian hal tersebut bergeser lebih pada kemeriahan yang diberikan tarian ini dapat pula memeriahkan pestanya. Pesta-pesta besar sepertinya kurang lengkap tanpa adanya Tari Topeng Betawi.
Pertunjukan topeng diiringi oleh musik yang disebut tabuhan topeng. Tabuhan topeng terdiri dari rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek, dan gong buyung.
Lagu yang dimainkan lagu Sunda Gunung namun khas daerah pinggir Jakarta. Nama lagunya antara lain :
Kang Aji, Sulamjana, Lambangsari, Enjot-enjotan, Ngelontang, Glenderan, Gojing, Sekoci, Oncom Lele, Buah Kaung, Rembati, Lipet Gandes, Ucing-Ucingan, Gegot, Gapleh, Karantangan, Bombang, dan lain-lain.

Tidak mudah untuk menjadi penari Topeng Betawi ini. Paling tidak, ada tiga hal yang harus dimiliki seseorang untuk bisa menarikan tarian ini. Pertama, penari harus gendes (luwes atau gemulai), kedua penari harus ajar (ceria dan tidak boleh kelihatan bersedih), dan ketiga gerak penari harus lincah dan dapat bergerak bebas.
Di Betawi sendiri, tari topeng ini mempunyai beberapa varian seperti Tari Lipet Gandes, Tari Topeng Tunggal, Tari Enjot-enjotan, Tari Gegot, Tari Topeng Cantik, Tari Topeng Putri, Tari Topeng Ekspresi, dan Tari Kang Aji.
Saat ini sangat sedikit masyarakat yang berminat untuk mempelajari atau mempertahankan seni budaya Tari Topeng. Kondisinya sangat berbeda dengan pengembangan tari Betawi lainnya yang menghibur mendapat apresiasi yang sangat besar terutama di kalangan pelajar.
Salah satunya yang saat ini masih terus setia menggeluti Tari Topeng Betawi adalah Ibu Kartini Kisam.
Tarian Tradisional Indonesia - Berikut penjelasan tentang Sejarah Tari Topeng Betawi yang admin kutip dari Dinas Kebudayaan Serta Permuseuman Provinsi DKI Jakarta, Ikhtisar Kesenian Betawi, Dan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta

Tari Topeng, adalah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung. Asal usul sejarah tari topeng tarian ini yaitu salah satu ciri khas budaya tari di Indonesia. Jakarta merupakan hasil kombinasi antara budaya orang-orang ada di dalamnya. Awal mulanya, seni tari di Jakarta mempunyai pengaruh dari sunda serta China seperti Jaipong yang mengunakan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Tetapi di Jakarta bisa dikatakan daerah yang paling dinamik kerana memiliki seni tari dengan gaya serta koreografi yang dinamik selain seni tari lama.

Tari Topeng yaitu visualisasi gerak, yang di buat nenek moyang tanpa ada melalui rencana. Ada dampak budaya Sunda, tetapi mempunyai ciri khasnya berbentuk selancar. Beberapa penarinya memakai topeng yang serupa dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, tetapi dalam topeng betawi menggunakan bhs Betawi. Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur : musik, tari serta teater.
Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang sudah mengusung bermacam tari-tarian Betawi terutama tari topeng sampai ke luar negeri yaitu Entong Kisam. Dirinya telah berkeliling ke 5 benua, dan 33 negara. Negara yang seringkali ia lawati bersama-sama kelompok tari topengnya yaitu Perancis, Cina serta Thailand.
Menurut Sejarah Tari Topeng Betawi di Jakarta serta sekitarnya (Batavia en Ommelanden) dalam buku W. L. Ritter serta E. Hardouin yang diciptakan th. 1872 menyebutkan bahwa ada satu permainan yang popular saat itu. Yang dimaksud “Klein Maskerspel” yakni suatuStraatvertoningen (tontonan jalanan) yang diduga berasal dari Topeng Babakan Cirebon.
Pendapat beberapa tokoh Tari Betawi, secara tehnis ada tiga kriteria yang perlu dipenuhi oleh calon penari Topeng Betawi supaya bisa membuahkan gerak yang tepat serta benar untuk terwujudnya kesatuan gerak tubuh yang estetis serta serasi yakni Gandes (luwes), Ajar (ceria) serta Lincah tanpa beban pada saat menari.
Selain itu masih ada ketentuan-ketentuan lain yang perlu dipenuhi pada saat menarikan topeng Betawi yakni mendek, dongko, ngengkreg, madep, megar, ngepang dan sebagainya. Dalam perubahannya saat ini tari Topeng Betawi terlihat juga sebagai pertunjukan tersendiri, selanjutnya kita kenal saat ini beberapa macam tari Topeng Betawi seperti :Tari LipetGandes, Tari Topeng Tunggal, Tari Enjot-enjotan, tari Gegot, tari Topeng Cantik, tari Topeng Putri, tari Topeng Ekspresi, tari Kang Aji
Mungkin saja ke dinamisan jenis tari ini membuka celah kemungkinan pengembangan selanjutnya tanpa ada menyingkirkan sumber ilham dan rohnya yakni tari Topeng Betawi. Dapat kita saksikan munculnya beberapa penata tari baru yang dihasilkan oleh beberapa penata tari itu yang meningkatkan tari Topeng Betawi dengan beragam kreativitas. Muncullah tari-tari kreasi baru seperti : Tari Ngarojeng, Tari Doger Amprok, Tari Gitek Balen.

0 comments:

Posting Komentar