Kamis, 16 Januari 2020

Tari bedhaya keraton yogyakarta


TARI BEDHAYA KERATON YOGYAKARTA
Dalam perspektif budaya Jawa, istilah bedhaya dan srimpi menyiratkan makna yang sangat penting.Makna penting itu bukan saja bagi kalangan ningrat Jawa (para priyayi trahing aluhur), melainkan juga bagi masyarakat petani Jawa. Di lingkungan istana, Bedhaya dan Srimpi dipahami sebagai genre tari puteri.Jawa yang merefleksikan tingkat keteraturan, keselarasan, kehalusan budi, dan pengendalian diri yang tinggi. Sementara di kalangan petani Jawa, istilah tersebut dipakai untuk memberikan identifikasi terhadap bentuk atau genre tari yang dikualifikasikan sebagai tari alus. Oleh karena itu, tari Gambyong, Bondhan, atau Golek oleh para petani ada kalanya disebut dengan istilah bedhaya dan srimpi. Satu hal yang menarik adalah, baik di dalam lingkungan istana maupun di kalangan petani, istilah Bedhaya dan Srimpi tidak semata-mata dipakai untuk menunjukkan perbedaan bentuk, struktur, atau gaya suatu tari dengan tari yang lain, melainkan juga dipakai untuk memberikan suatu komitmen terhadap kualitas estetik dan tingkat kedalaman muatan filosofisnya. Sudah barang tentu ini tidak harus diartikan bahwa dasar-dasar estetika tari istana sama dengan dasar-dasar estetika tari rakyat. Masing-masing memiliki perbedaan tergantung pada latar belakang budaya, tradisi, dan cara berfikir masyarakatnya tentang seni.
 Menurut sejarahnya, tari Bedhaya dalam pelembagaannya merupakan tari klasik yang sangat tua usianya dan merupakan kesenian asli Jawa. Tari Bedhaya yang tertua adalah Bedhaya Semang yang diciptakan oleh Hamengku Buwono I pada tahun 1759, dengan cerita perkawinan Sultan Agung dari Mataram dengan Ratu Kidul yang berkuasa di samudera Indonesia. Pelembagaan tari Bedhaya Semang ini dianggap sakral karena perkawinan tersebut dianggap sebagai hubungan suci. Karena kesakralannya itulah, maka Bedhaya Semang menjadi pusaka kraton yang sangat dikeramatkan. Sebagai sebuah genre tari, spesifikasi Bedhaya antara lain, adalah pertama, ditunjukkan dengan penggunaan penari putri yang pada umumnya berjumlah sembilan dan mempergunakan rias busana yang serba kembar. Kedua, Bedhaya sebagai salah satu genre tari Jawa, telah dijadikan sumber referensi dalam penyusunan gerak tari putri di keraton Yogyakarta. Ketiga, tari Bedhaya memiliki muatan makna simbolik dan filosofis yang tinggi dan dalam, sehingga menjadi contoh yang paling tepat bagi cara penerapan konsep alus-kasar dalam tari Jawa (Pudjasworo 1993:2).
Muatan makna simbolik filosofis yang begitu tinggi dan dalam dari tari Bedhaya, menyebabkan genre tari ini senantiasa ditempatkan sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang paling penting di kasultanan Yogyakarta dan kasunanan Surakarta. Tarian ini bahkan dianggap sebagai salah satu atribut sang raja, yang pada gilirannya juga berfungsi sebagai sarana untuk melegitimasi kekuasaan dan kewibawaan para sultan atau sunan. Niat dari setiap pergelaran tari Bedhaya untuk state ritual, yang bisa dilihat di dalam setiap kandha Bedhaya Srimpi, yakni selalu ditujukan untuk membangun kesejahteraan serta kemakmuran rakyat dan negara, kelangsungan kekuasaan sang raja, dan semakin meningkatkan kewibawaan dan kemashuran, serta harapan agar sang raja mendapat anugerah usia panjang (Pudjasworo 1993:8).
Sejak zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I sampai sekarang (Sultan H. B. X), tradisi memiliki pelembagaan Bedhaya terus dilakukan. Masing-masing Sultan ketika memerintah sengaja menciptakan atau mementaskan pelembagaan tarian itu, semata-mata bukan kepentingan pertunjukansaja, tetapi sebagai perwujudan pengukuhan kewibawaan, dan lebih kepada kepentingan ritual. Ciri-ciri itu dapat dilihat misalnya tempat pementasannya yang diselenggarakan di Bangsal Kencana dan digunakan untuk kepentingan upacara penting, misalnya hari ulang tahun raja, penobatan, dan ulang tahun penobatan raja. Sultan sebagai saksi utama dan cerita atau tema yang dibawakan memiliki isi atau pun nilai tertentu. Para penari yang membawakan harus dalam keadaan bersih dalam arti tidak sedang menstruasi ( Hadi 2001:83)
Dalam upacara-upacara atau ritus kerajaan yang bersifat sakral dengan menghadirkan tari Bedhaya itu, berfungsi sebagai alat kebesaran raja, sama dengan alat-alat kebesaran yang lain yang memiliki kekuatan magis seperti berbagai macam senjata, payung kebesaran, mahkota, dan benda-benda lainnya. Bedhaya dan benda-benda dengan kekuatan magis yang terkandung di dalamnya, berfungsi sebagai regalia atau pusaka kerajaan, yang senantiasa turut memperkokoh maupun memberi perlindungan, ketenteraman, kesejahteraan kepada raja beserta seluruh kawulanya. Kepercayaan seperti itu memiliki makna peranan kosmis raja, istana dan pemerintahannya, yakni kesejajaran antara mikrokosmos dan makrokosmos. Artinya istana sebagai mikrokosmos berusaha mencari keselarasan, keserasian maupun keharmonisan kehidupan dengan makrokosmos, yaitu mengharapkan kelanggengan untuk mencapai kesejahteraandan kemakmuran kerajaan (Robert von Heine-Geldern dalam Hadi 2001:84)
Bersamaan dengan pergeseran waktu dan perkembangan IPTEK, tari Bedhaya mengalami perkembangan, walaupun begitu tetap mempunyai makna simbolik filosofis yang tinggi. Perkembangan pelembagaan tari Bedhaya dapat dilihat dari beberapa segi,yaitu :
1.     Penari yang membawakan tarian Bedhaya
Dahulu yang boleh membawakan tari Bedhaya hanya para sentana dalem (anak cucu raja), namun sekarang setelah mengalami perkembangan, dapat pula ditarikan oleh siapapun yang berminat dan mampu melakukannya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya keterbukaan dari pihak keraton yang bersedia menerima pihak-pihak luar keraton yang ingin belajar dan mendalami tari Bedhaya.
2.     Penyempitan waktu penampilan sebuah tari Bedhaya
Waktu yang diperlukan untuk menarikan sebuah tari Bedhaya (tari Bedhaya Semang) pada jaman dahulu adalah kurang lebih 3 jam. Sekarang setelah dilakukan pengemasan, maka waktu yang dibutuhkan 1 jam sampai 11/2 jam. Meskipun demikian kaidah-kaidah tari serta makna simbolik filosofisnya tetap tidak berubah.
3.     Latar belakang cerita tari Bedhaya
Cerita yang diambil dalam penciptaan tari Bedhaya mengalami perkembangan, yang semula bersumber pada pernikahan sang raja dengan Ratu Kidul berkembang pada cerita babad, sejarah, epos Mahabarata ataupun epos Ramayana. Beberapa contoh tari yang bersumber dari cerita lain adalah :
a)     Tari Bedhaya Bedah Madiun diambil dari cerita babad
b)     Tari Bedhaya Ciptaning diambil dari cerita Arjuna Wiwaha
c)      Tari Bedhaya Dewa Ruci diambil dari lakon Dewa Ruci
d)    Tari Bedhaya Panca Krama diambil dari epos Mahabarata
e)     Tari Bedhaya Putri Cina diambil dari cerita Menak
4.      Syarat-syarat khusus penari Bedhaya
Pada saat memeragakan tari Bedhaya biasanya penari dituntut harus masih gadis, berpuasa dan dalam keadaan suci (tidak sedang datang bulan). Sekarang ketentuan tersebut tidak seketat itu meskipun masih juga dilakukan apabila tarian tersebut untuk penobatan raja dan dilakukan di dalam keraton.

11 Tarian tradisional dari jawa barat

11 TARIAN TRADISIONAL DARI JAWA BARAT
Jawa Barat, salah satu provinsi yang kaya akan tempat wisata ini ternyata memiliki beberapa kebudayaan  yang masih dijaga. Dibantu dengan adanya kampus ISBI Bandung dan beberapa kampus seni lainnya yang menyediakan sarana untuk mahasiswa berkreasi dengan kesenian tradisional
1.    TARI MERAK
Tari merak berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi dari burung merak, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota.Tidak banyak sejarah dari tari merak, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak.  Walaupun begitu tarian ini mengutamakan keindahan Tidak heran bila semua orang yang melihat terkagum-kagum dengan tarian ini.Untuk membedakan tarian ini sangat gampang, ciri khasnya seorang penari  menggunakan mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun coraknya seperti burung merak. Di zaman yang sudah canggih ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga 2-4 juta. Jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiringnya adalah gamelan
2.    TARI WAYANG
Setelah ada kesenian wayang golek, ternyata ada tariannya juga yang disebut Tari Wayang karena latar belakang tarian ini seperti cerita wayang. Biasanya karakter penari diambil dari salah satu karakter wayang golek, dengan gerakan tariannya mengikuti alur cerita.Gerakan tarian terkadang seperti sedang berkelahi atau perang, tergantung temanya. Jumlah penari pun dibebaskan, uniknya tarian ini lebih banyak ditarikan oleh laki-laki.Sekarang tari wayang pun telah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Massal. Pakaiannya pun disesuaikan dengan karakakter wayangnya sendiri, biasanya laki-laki menjadi Arjuna atau Abimanyu. Dan wanita menjadi Subadra atau Arimbi.Musik pengiring tari wayang adalah gamelan asal jawa barat





3.    TARI KETUK TILU
Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu kalau diartikan ke bahasa Indonesia artinya tiga. Menurut sejarahnya ada kemungkinan nama ketuk tilu diambil karena iringan musik untuk tari ini mengeluarkan 3 suara.Biasanya penarinya berpasangan namun terkadang juga solo dancer, dalam gerakan tari Jaipoing selalu menggunakan gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak. Dahulunya, tarian ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan zaman, tarian ini bersifat hanya hiburan saja Kostum yang digunakan untuk pria adalah baju kampret, celana pengsi dengan atribut golok. Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dan sinjang dilengkapi selendang dan beberapa atribut seperti gelung, sabuk, dan kalung. Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.
4.    TARI KEURSEUS
Tari Keurseus berasal dari tanah Sunda, kata ‘keurseus’ itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yang artinya kursus. Tarian ini dari seniman asal Cirebon. Awalnya tarian ini ditarikan oleh 2 orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan tarian ini Pakaian yang digunakan adalah pakaian menak atau pakaian tradisional seperti baju takwa, dilengkapi sinjang bermotif batik. Biasanya dilengkapi dengan tutup kepala seperti bendo citak, dengan membawa keris sebagai aksesoris dipinggang.Seiring dengan zaman tari ini terus dikembangkan sehingga mengandung beberapa karakter yang berbeda.disenangi oleh masyarakat, maka banyak orang yang ingin belajar  tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari Keurseus adalah pria.Tari Keurseus pun dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan tarian keurseus hampir mirip dengan gerakan tari Tayuban. Tapi dalam 3 jenis itu, masing-masing jenis memiliki karakteristik masing-masing. Pakaian yang digunakan adalah pakaian menak atau pakaian tradisional seperti baju takwa, dilengkapi sinjang bermotif batik. Biasanya dilengkapi dengan tutup kepala seperti bendo citak, dengan membawa keris sebagai aksesoris dipinggang.Seiring dengan zaman tari ini terus dikembangkan sehingga mengandung beberapa karakter yang berbeda.








5.    TARI BUYUNG
Tari Buyung berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri mengandung artian jenis tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk mengambil air. Tarian ini tercipta oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan saat upacara seren tahun.Uniknya selama menari, para penari akan menopang tanah liat berbentuk mirip kendi, biasanya orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut ditaruh diatas kepala namun tidak boleh jatuh.Konon katanya tiap gerakan tari buyung ada maknanya, karena para penari akan melewati sesi dimana mereka menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala. Makna yang tersirat dari gerakan ini adalah seperti semboyan yang sering kita dengar yang berbunyi ‘dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung’Sangat dalam kan maknanya? Itulah tari buyung.Tari buyung biasanya ditarikan oleh para wanita, biasanya oleh 12 orang. Kostum yang digunakan biasanya kebaya dilengkapi dengan selendang.
6.    TARI RONGGENG BUGIS
Tari Ronggeng Bugis berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng disini artinya penari laki-laki yang berpakaian wanita, dan ‘bugis’ adalah salah satu ras di daerah Sulawesi Selatan. Tarian tersebut bertemakan komedi dan ditarikan oleh 12 hingga 20 orang laki-laki.Dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up tebal, bukan untuk terlihat cantik, namun untuk memberi kesan lucu. Bisa dilihat sendiri di gambar kalau make up yang digunakan seperti topeng.Sejarah singkat tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menyuruh temannya dari ras Bugis memata-matai musuhnya.Musik yang digunakan untuk melatar belakangi tarian ini antara lain gong kecil, kecrek, dan kelenang.
7.    TARI SAMPIUNG
Tari Sampiung adalah tarian yang berasal dari Jawa Barat, zaman dulu biasanya tarian ini dipentaskan ketika menyambut Seren taun, ngaruat, pesta panen dan rebo wekasan, bahkan terkadang acara kepemerintahan RI.Sampiung dan samping sangat mirip ya? Namun jangan salah tanggap, tari sampiung bukanlah tari samping. Nama sampiung diambil dari sebuah judul lagu zaman dulu.Tarian ini pun memiliki beberapa sebutan seperti Tari Ngekngek dan Tari Jentreng. Jumlah penarinya tidak disyaratkan, kostum yang digunakan pun kostum sederhana yaitu kebaya, sinjang dan selendang, rambut dikondekan.Yang terdapat pada gambar sebenarnya bukan tari sampiung, minim sekali wancana yang saya dapat untuk mendapatkan photo tari sampiung. Namun kostumnya tidak jauh dengan yang ada digambar.Musik pengiringnya adalah Jentreng, rebab, atau kecapi



8.    TARI SINTREN
Tari Sintren adalah tarian tradisional masyarakat Jawa khususnya di daerah Cirebon Jawa Barat. Tari ini juga disebut dengan lais yaitu bentuk tari-tarian dengan aroma yang mistis/magis yanTari sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Gadis tersebut lalu dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung kain. Pawang/dalang tersebut kemudian berjalan memutari kurungan ayamtersebut sembari mengucapkan mantra yang bertujuan untuk memanggil ruh Dewi Lanjar.Jika pemanggilan ruh Dewi Lanjar itu berhasil, maka ketika kurungan tersebut dibuka, sang gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan dengan cantik, lalu menari diiringi gending.
9.    RONGGENG GUNUNG
Ronggeng Gunung adalah sebuah seni tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat yang tumbuh dan berkembang di wilayah Ciamis Selatan dan Pangandaran, yaitu seperti daerah Panyutran, Ciparakan, Banjarsari, Burujul, Pangandaran dan Cijulang.Secara umum, kesenian ini hampir sama dengan tari ronggeng pada umumnya. Yakni dicirikan dengan penampilan satu orang atau lebih penari yang dilengkapi dengan alat musik gamelan dan nyanyian atau kawih pengiring tariannya.
10. TARI JAIPONG
Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari Bandung provinsi Jawa Barat.Nama lain dari tari ini adalah Jaipongan yaitu sebuah genre seni tari yang lahir pada kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat ini menjadikannya banyak mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerakan tari tradisional yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerakan-gerakan bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam lainnya gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi juga untuk mengembangkan tarian tradisional atau kesenian yang kini dikenal dengan nama lain yaitu Jaipongan.
11. TARI TOPENG
Tari Topeng atau tari topeng Cirebon ini, dari namanya saja sudah bisa kita diperkirakan bahwa tarian ini berasal dari Cirebon.Tarian topeng ini diambil dari beberapa cerita rakyat tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai kota Cirebon, hingga pada suatu saat kota cirebon diserang oleh Pangeran Welang. Pada saat itu juga Sunan Gunung Jati tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang yang cukup kuat dan bahkan sunan gunung jati terancam kalah pada saat itu.Dari kisah tersebut terlahirlah tari topeng ini, yang dengan cepat menyebar ke beberapa daerah-daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang.

Mengekspresikan diri melalui karya seni tari

Mengekspresikan diri melalui karya seni tari, simaklah uraian yang akan disajikan berikut ini.

Unsur tari

Pemahaman yang paling mendasar mengenai seni tari adalah apa saja yang terkandung di dalam sebuah tarian itu. Ada unsur utama dan penunjang di dalam sebuah tarian. Unsur utama merupakan elemen dasar yang tidak bisa ditinggalkan, sedangkan unsur penunjang tari merupakan unsur yang keberadaannya
menunjang elemen dasar dari tarian.

a.      Unsur utama

Unsur utama dalam sebuah tarian adalah gerak yang selalu melibatkan anggota tubuh manusia. Unsur anggota badan tersebut akan membentuk gerak tari. Oleh karena itu, anda perlu memahami lebih dalam lagi mengenai macam-macam gerak yang ada.

Misalnya gerak realistic atau gerak simbolik. Ada juga gerakan yang lemah, kasar, tegang atau lembut. Masing-masing gerakan ini memiliki waktu yang tepat untuk ditunjukkan.

b.      Unsur penunjang

Unsur penunjang ini sendiri merupakan unsur pendukung yang tidak kalah penting. Adapun beberapa unsur penunjang, yaitu :

–         Make up atau tata rias, pengaturan make up ini juga termasuk tata rias rambut, sehingg harus disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan

–         Tata busana atau pakaian yang merupakan kebutuhan pokok dari seorang penari

–         Iringan music sebagai ritme yang akan mengatur gerakan

–         Tempat atau arena pementasan juga penting, sehingga penari bisa mneyesuaikan tema yang cocok

–         Tata lampu untuk menerangi dan membentuk suasana yang diperlukan dalam berbagai adegan

–         Tema tari yang bisa ditentukan dari banyak sumber, misalnya kehidupan sehari-hari atau kepahlawanan

–         Perlengkapan tari drama. Misalnya kipas, pedang, tombak dan atribut lainnya

Jenis tari

Untuk mengekspresikan diri melalui karya seni tari, anda juga perlu mengetahui jenis tari mana yang akan anda tarikan, karena banyak sekali jenis tari yang ada. Bisa tari upacara, tari pergaulan atau tari pertunjukkan dan lainnya.

Selain itu, anda juga harus menentukan komposisi penarinya. Ada beberapa jenis tarian yang memang bisa dilakukan oleh seorang penari saja, namun ada juga tarian yang hanya bisa dilakukan secara berkelompok.

Jika anda melakukannya secara berkelompok, tentunya faktor penting yang perlu anda perhatikan adalah keseimbangan dan keharmonisan. Usahakan anda juga memilih orang yang memiliki perawakan sama dengan anda untuk menyempurnakan unsur sebuah tarian.

Pada dasarnya, tarian tradisional ditampilkan sesuai dengan tema yang akan anda pilih. Dalam pemilihan tema juga anda perlu memperhatikan berbagai faktor penting, misalnya untuk menyambut hari apakah pementasan tersebut dilakukan ?

Jika dilakukan pada hari pahlawan, maka sebaiknya anda menggunakan tema kepahlawanan atau patriotism untuk tarian anda. Selain itu, kapan pementasan tersebut dilaksanakan juga penting. Usahakan pilih jam santai


Seni Rupa

Pengertian Pameran

Pameran merupakan suatu kegiatan yang penyajian karya seni rupa dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh banyak masyarakat. Pameran ini juga merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan kepada masyarakat luas yang melalui sebuah media karya seni.

Dalam kegiatan ini diharapkan dapat terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh masing masing karya seninya dengan apresiasi. Penyelenggaraan pameran yang terdapat disekolah menyajikan sebuah materi pameran yang berisi hasil belajar siswa dari kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler atau menyajikan karya seni rupa dan seniman profesional yang dapat diapresiasi oleh warga sekolah.

Pameran Karya Seni Rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh para seniman baik itu perorangan ataupun kelompok untuk menyampaikan ide gagasan pada masyarakat melalui media seni rupa sehingga pameran tersebut dapat menjadi alat komunikasi antara seniman dengan sang apresiator.


Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Wikipedia
Menurut wikipedia, pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa agar bisa diapresiasi oleh masyarakat luas. Contohnya, show, pekan raya, bazar, pasar murah, exhibition, dsb

  • B.Myers
Menurut B Myers pameran merupakan aktivitas menggunakan suatu ruangan untuk memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, cetakan, ukiran, foto, ataupun karya seniman lainnya.

  • Adi Irwanto
Menurut Adi Irwanto, pameran adalah cara untuk menyajikan hail karya seni baik itu karya seni dua dimensi atau pun tiga dimensi secara visual.

Tujuan Pameran Seni Rupa

Ada beberapa tujuan diadakannya pemeran, diantaranya:

  1. Tujuan sosialTujuan sosial memiliki arti yaitu kegiatan pameran seni rupa baik dalam skala besar maupun dalam skala yang terbatas di sekolah tersebut.Karya seni yang dipamerkan dapat digunakan untuk kepentingan sosial.

  2. Tujuan kemanusiaanTujuan kemanusiaan Berbeda dengan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran.Kegiatan ini memiliki tujuan untuk kepentingan pembinaan nilai-nilai, pelestarian, dan pengembangan sebuah hasil dari karya seni yang dimiliki oleh masyarakat.

    Apabila pameran bertujuan untuk sosial kemanusiaan, maka dana dari hasil penjualan karya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti sumbang ke panti asuhan, ataupun masyarakat kurang mampu serta korban bencana alam.

  3. Tujuan komersialTujuan komersial pameran ini berkaitan dengan adanya kegiatan yang dapat menghasilkan profit atau keuntungan terutama bagi seniman dan juga penyelenggara-penyelenggara pameran.

    Berkaitan dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran akan diselenggarakan dengan tujuan agar karya yang dipamerkan akan laku terjual dan akan mendatangkan keuntungan bagi si pemilik karya atau bagi si penyelenggara pameran.

Fungsi Pameran Karya Seni Rupa

Pameran karya seni rupa memiliki berbagai fungsi sosial bagi masyarakat, diantaranya:

  • Sebagai sarana edukasi

yakni pameran berfungsi mendidik siswa untuk mengetahui pentingnya pengalaman batin yang berguna untuk menyeimbangkan kegiatan akal dan pikiran manusia.

  • Sebagai sarana apresiasi

yakni Pameran tersebut diadakan berfungsi untuk mengeluarkan ide gagasan pencipta yang kemudian para pengunjung akan memberikan apresiasi atau memberi penilaian terhadap karya seni yang mereka buat, proses apresiasi dapat dibedakankan menjadi 2 yaitu apresiasi aktif dan apresiasi pasif.

  • Sebagai sarana prestasi

yakni pameran dapat menjadi ajang kompetisi bagi para pencipta seni, karena melalui karya seni kita akan tahu setinggi apa keaktifan dan kreativitas pencipta seni dalam membuat karya.

  • Sebagai sarana rekreasi

yakni Pameran dapat berfungsi sebagai tempat untuk merilekskan pikiran dan menghilangkan kejenuhan atas  kegiatan atau rutinitas sehari-hari baik itu sekolah, kerja atau sebagainya yang banyak menguras energi dan pikiran.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :  “Kritik Seni” Pengertian & ( Fungsi – Jenis – Bentuk )

Pameran seni rupa yang diselenggarakan, biasanya adalah pameran heterogen, karena pameran heterogen ini menampilkan jenis karya seni rupa yang lebih beragam.Fungsi utama dari pameran seni rupa ini pada intinya adalah untuk membangkitkan sebuah apresiasi seni pada siswa, di samping itu pula sebagai media komunikasi antar seniman dengan para penonton.

Kegiatan pameran seni rupa ialah wahana dalam menumbuhkembangkan apresiasi tehadap karya seni.Menurut Cahyono (2002: 9.6) membedakan antara fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi rekreasi, fungsi edukasi, dan fungsi prestasi.

Fungsi apresiasi dapat diartikan sebagai kegiatan dalam menilai dan menghargai karya seni. Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni orang lain. Suatu penghargaan yang akan timbul setelah pengamat melihat, menghayati, memahami karya seni yang ditampilkannya.

Melalui kegiatan ini juga akan muncul sebuah apresiasi aktif dan apresiasi pasif. Apresiasi aktif, biasanya berupa seniman, seteleh menonton pameran biasanya akan termotivasi atau terdorong untuk menciptakan karya seni sedangkan apresiasi pasif biasanya terjadi pada orang yang memiliki sifat awam, setelah menyaksikan pameran biasanya dapat menghayati, memahami dan menilai serta menghargai suatu karya seni.

  1. Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni dapat memberikan nilai-nilai pelajaran terhadap masyarakat luas terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, nilai estetik nilai budaya, dan lain sebagainya. Selain itu karya yang dipamerkan juga harus memiliki nilai-nilai yang positif

  2. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran akan memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan juga spiritual terutama untuk hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator menjadi senang, tenang dan dapat memberikan pencerahan.

  3. Fungsi prestasi disini dimaksudkan bahwa dengan kegiatan pameran diselenggarakan di sekolah dapat diketahui bahwa siswa yang berbakat dalam bidang seni, Hal ini bisa disaksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang dapat ditampilkan. Apresiator ini bisa memberi penilaian apakah seseorang yang menciptakan karya seni ini kreatif atau bisa juga kurang kreatif.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :  √ Seni Lukis : Pengertian, Teknik, Unsur, Aliran Serta 20 Contohnya

Jenis Pameran Seni Rupa

  • Menurut Jumlah Pesertanya


  1. Pameran tunggal,Merupakan pameran seni rupa yang hanya diselenggarakan secara individual (perorangan).

  2. Pamoran kelompok/bersama,Marupakan pameran seni rupa yang diselenggarakan oleh baberapa saniman/pengrajin. Materi yang dipamerkan pada pameran bersama marupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya Pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.

    Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mangajukan parmohonan disertai proposal kepada galeri tempat berlangsungnya pameran. Selanjutnya pormohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran biasanya berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran, dan fasilitas keamanan. Penyalanggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu.

  • Menurut Sifatnya


  1. Pameran Insidental, yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan secara berkala yang didasarkan atas kebutuhan yang ada, misalnya: pameran kaligrafi guna menyongsong perayaan Isro’ Mi’raj.

  2. Pameran rutin, yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan pada periode tertentu secara tetap dan berkelanjutan, misalnya: pentas seni yang dilakukan setiap akhir semester.

  3. Pameran permanen, yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan secara terbuka, tetap dan terus menerus.

  • Menurut Ragam Jenis Karya yang Digelar


  1. Pameran homogen, yaitu pameran seni rupa yang memamerkan berbagai jenis karya seni rupa.

  2. Pameran heterogen, yaitu pameran seni rupa yang memamerkan satu jenis karya seni rupa yang seragam.

  • Menurut Tempat Berlangsungnya


  1. Pamaran terbuka, yaitu pameran seni rupa yang berlangsung di luar ruangan secara tarbuka.
  2. Pameran tertutup, yaitu pameran seni rupa yang berlangsung di dalam ruangan suatu gedung.
  3. Pameran bergerak, yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan menggunakan alat yang bergerak, seperti kendaraan/ mobil.

  • Menurut Jenis Dimensi Karya Seni Rupa


  1. Pameran karya seni rupa dua dimensi. Pameran yang hanya menyajikan karya seni rupa pada bidang datar seperti gambar, lukisan, seni grafis. Karya ini hanya dapat dinikmati dari satu arah.

  2. Pameran karya seni rupa tiga dimensi. Pameran yang hanya menyajikan karya seni yang memiliki volume/kesan ruang yang sebenarnya, yaitu memiliki ukuran Panjang x lebar x tinggi. Karya seni ini dapat diamati dari berbagai arah.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Seni Teater : Pengertian, Sejarah, Contoh, Gambar, Ciri, Jenis

Unsur Pameran seni rupa

Dalam pameran seni rupa, terdapat unsur unsur pelengkapnya. Diantaranya:

  • Karya seni rupa yang akan dipamerkan.

  • Panel atau sketsel, standart display atau box untuk memajang karya seni yang akan dipamerkan.

  • Dekorasi sebagai perlengkapan untuk menyajikan karya seni agar terlihat lebih indah.

  • Sound system sebagai sarana audio yang diperlukan untuk menciptakan suasana nyaman bagi para pengunjung pameran/apresiator.

  • Label karya yang digunakan untuk menulis identitas (judul, pecipta, teknik dan tahun penciptaan) dan ditempel di dekat karya seni yang dipamerkan.

  • Katalog sebagai lembaran petunjuk yang berisi tentang penyelenggaraan pameran.
  • Buku tamu yang nantinya akan diisi oleh pengunjung pameran.

  • Buku pesan atau kesan, buku tersebut digunakan untuk mengetahui tanggapan pengunjung terhadap karya yang dipamerkan atau bisa dibilang sebagai media komunikasi antara seniman dengan apresiator.

Syarat Penyelenggaraan Pameran

Untuk menyelenggarakan pameran, kita harus memenuhi syarat-syarat utamanya, yaitu sebagai berikut.

Karya yang Akan Dipamerkan 

  • Karya seni rupa homogen

  1. Karya seni rupa 2 dimensi saja.
  2. Karya seni rupa 3 dimensi saja.
  3. Karya lukis saja.
  4. Karya grafis saja, dan sebagainya.

  • Karya yang heterogen

Campuran dari berbagai jenis karya seni rupa, baik dimensi maupun medianya.  Selain menurut jenisnya, pameran juga dapat dikelompokkan menurut jumlah seniman yang akan memamerkan karyanya, yakni:

  1. pameran tunggal, yaitu karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil karya satu orang seniman.

  2. pameran kelompok, yaitu karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil karya beberapa seniman.

Panitia Pameran

Penyelenggaraan sebuah pameran biasanya dilakukan oleh sebuah panitia. Hal ini untuk mengatur mekanisme kerja secara efektif. Kepanitiaan pameran di sekolah dapat disusun sebagai berikut.

 Daftar Panitia Pameran Seni Rupa

No
Susunan Panitia
Tugas/ Tanggungjawab
1
Pembimbing
2
Ketuabertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan
3
Wakil Ketuamembantu ketua untuk urusan keluar
4
Sekretarismembantu bidang administrasi
5
Bendaharamembantu bidang keuangan
6
Seksi Penyeleksibertugas menyeleksi karya-karya yang akan dipamerkan
7
Seksi Usahabertugas mencari dana
8
Seksi Publikasi dan Humasbertugas menghubungi pihak luar yang terkait
9
Seksi Dekorasibertugas mengatur komposisi pameran
10
Seksi Akomodasibertugas menyiapkan ruang, tempat, display
11
Seksi Operasionalbertugas menjaga, menerangkan, dan menerima tamu (pengunjung)
12
Seksi Keamananbertanggung jawab atas keamanan pameran
13
Seksi PPPKbertugas mengatasi kecelakaan dalam pameran


Sarana dan Prasarana

Dalam suatu pelaksanaan pameran, sarana dan prasarana menjadi syarat mutlak yang harus ada. Karena, tanpa syarat ini sebuah pameran tidak akan dapat dilaksanakan. Yang termasuk sarana dan prasarana adalah :

  1. Dana,
  2. Ruangan / tempat,
  3. Pencahayaan (lighting),
  4. Panel untuk memasang karya, standar display untuk memasang karya 3 D
  5. Sound system,
  6. Katalaog,
  7. Buku tamu, buku kesan dan pesan.

Pengunjung

Sebuah pameran baru dikatakan berjalan bila didatangi pengunjung, karena sebuah pameran pada dasarnya bertujuan mengadakan komunikasi antara seniman dengan pengunjung. Dengan demikian, tujuan pameran tidak akan tercapai bila tak ada pengunjung.

Untuk mendatangkan pengunjung, perlu dilakukan publikasi secara tepat, antara lain dengan reklame-reklame yang bersifat undangan.

Prinsip Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa


  • Prinsip Interaksi

Prinsip interaksi adalah prinsip yang harus berorientasi pada kepentingan penyelenggara dan pengunjung dalam penyelenggaraan pameran.

  • Prinsip Inisiatif

Prinsip inisiatif adalah penyelenggaraan pameran yang mengambil inisiatif serta menentukan langkah-lagkah yang sistematis dan terencana ke arah pendekatan khalayak ramai pada pameran yang sedang diselenggarakan.

  • Prinsip Repetisi

Prinsip repetisi adalah prinsip penyelenggaraan pameran yang dilakukan secara berulang-ulang.

  • Prinsip lntegritas

Prinsip integritas adalah prinsip penyelenggaraan yang menampilkan banyak koleksi pameran, contohnya pameran seni lukis, yang di dalamnya terdiri dari bermacam-macam aliran.

  • Prinsip Efisiensi

Prinsip eflsiensi adalah penyelenggaraan pameran dengan melakukan penulisan secara sistematis agar tidak merepotkan penyelenggara dan pengunjung.

Prinsip efisiensi dapat didukung oleh lingkungan yang indah dan menarik, cara penataan warna suara maupun komposisi materi pameran hingga tercipta suasana yang menyenangkan. Beberapa kelengkapan pameran yang perlu diketahui di antaranya adalah:

  1. katalog,
  2. tape recorder,
  3. lampu untuk penerangan ruang,
  4. spanduk untuk publikasi,
  5. sketsel atau papan panel,
  6. meja untuk menempatkan buku, dan
  7. pedestal untuk menempatkan karya 3 dimensi.

Tahapan Penyelenggaraan Pameran

  • Perencanaan

Perencanaan pameran secara lengkap, meliputi tema, materi, tempat, waktu, panitia, anggaran, sarana-prasarana, publikasi, dokumentasi, dan tata hias.

Isi perencanaan pameran, antara lain sebagai berikut.
  • a) Menentukan tema pameran

  • b) Rencana kegiatan pameran


Rencana kegiatan pameran, meliputi persiapan sebagai berikut:
1) Materi pameran
2) Tempat
3) Waktu pameran
4) Panitia pameran
5) Anggaran pameran
6) Kelengkapan ruang pameran
7) Publikasi
8) Tata hias atau dekorasi

  • c) Rencana kerja pameran

1) Bentuk pameran
2) Tema pameran
3) Tujuan pameran
4) Tempat pameran
5) Waktu pameran
6) Karya yang dipamerkan
7) Peserta pameran
8) Susunan kepanitiaan
9) Sumber dana
10) Perlengkapan pameran
11) Publikasi
12)Tata hias dan dekorasi

  • Pelaksanaan


Pelaksanaan pameran adalah saat tibanya penyelenggaraan pameran. Penyelenggaraan tersebut memerlukan persiapan dan kerja keras dari semua pihak. Oleh sebab itu, panitia dan pembantu panitia (petugas) harus bekerja sama dengan baik demi kelancaran tugas. Beberapa kegiatan pelaksanaan pameran, antara lain sebagai berikut.

  1. Persiapan
  2. Penataan tempat pameran
  3. Membuat dekorasi ruang dan lingkungan pameran
  4. Pelaksanaan pameran

  • Evaluasi 

  1. Pembubaran panitia pameran
  2. Laporan hasil pameran


Manfaat Pameran Seni Rupa

Berikut ini adalah manfaat dari pameran karya seni:

  1. Untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan apresiasi seseorang terhadap karya seni rupa.

  2. Untuk melatih diri agar bisa bekerja sama dengan orang lain.
  3. Untuk melatih sikap tanggung jawab dan kemandirian.
  4. Untuk menumbuhkan motivasi.
  5. Untuk menghilangkan rasa stres dan jenuh dari rutinitas.
  6. Untuk dijadikan sebagai sarana promosi.

Contoh Karya Seni Rupa

NO
GAMBAR
KOMENTAR
1 






LUKISAN
Jenis
Bentuk

Teknik pembuatan

Fungsi

Makna
:     lukisan adalah jenis benda dua dimensi
:     kanvas, kertas, papan dan bahan film dalam fotografi
:     dengan memberikan imajinasi dan kehati-hatian
:     sebuah penembangan yang utuh dari menggambar
:     seni lukis adalah cabang seni rupa, dengan dasar pengertian yang sama

2 








PATUNG
Jenis

Bentuk

Teknik pembuatan

Fungsi

Makna
:     patung adalah benda tiga dimensi karya manusia
:     berupa bentuk apapun yang diukir oleh manusia
:     dengan cara dibentuk, dibuat dari bahan yang tahan lama
:     untuk menghasilkan karya seni yang dapat bertahan selama mungkin
:     patung zaman dahulu dijadikan untuk berhala, tetapi zaman sekarang patung dijadikan sebagai karya seni

3 






BATIK
Jenis

Bentuk
Teknik pembuatan



Fungsi
Makna
:     batik merupakan karya seni rupa nusantara
:     bercorak dan bermotif batik
:     kegiatan menutup permukaan kain dengan menggunakan lilin malam dengan menggunakan canting yang tulis diatas kain
:     untuk keperluan usaha perniagaan
:     batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian

4 





TALEMPONG




TALEMPONG
Jenis

Bentuk


Teknik pembuatan
Fungsi


Makna
:     terbuat dari jenis kuningan dan ada pula dari kayu dan batu
:     berbentuk bundar pada bagian bahwanya berlubang dan diatasnya terdapat bundaran yang menonjol untuk dipukul
:     terbentuk dari kuningan
:     untuk mengiringi tarian pertunjukan/penyambutan, seperti tari piring, tari pasambahan, dll
:     alat musik pukul yang khas suku bangsa minangkabau

5 






KERAMIK
Jenis

Bentuk
Teknik pembuatan

Fungsi
Makna
:     karya seni yang bersifat tradisional sampai kontemporer
:     berupa wadah yang berukiran
:     berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya
:     sebagai benda dekoratif
:     merupakan cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk membuat karya